Viva Rosberg

Yas Marina Circuit, Abu Dhabi, menjadi saksi bisu lahirnya juara dunia baru F1 dalam 6 tahun terakhir. Nico Rosberg menjadi juara dunia setelah 10 tahun berkarir di F1, sementara rekan seangkatannya seperti Alonso dan Raikkonen yang mana satu dekade lalu adalah sesama Baby Drivers sudah mengecap trofi juara. Juniornya seperti Hamilton dan Vettel malah sudah 7 kali juara dunia jika jumlah titel mereka dijumlahkan.

Sebelum membahas lebih jauh, aku akan sedikit bercerita tentang Rosberg sejauh yang kuingat. Memulai karir di 2006, Rosberg mendapat perhatian sebagai putra juara dunia F1 1982 asal Finlandia, Keke Rosberg. Berbeda dengan ayahnya, Nico memilih berkewarganegaraan Jerman karena ibunya adalah orang Jerman. Seperti yang kubilang di atas, dia memulai karir di saat Schumi meredup dan Alonso meroket bersama Kimi, tak heran karena mereka bernaung di Renault dan McLaren, manufaktur terkuat selain Ferrari di pertengahan 2000.

Pressure is always a part of a racing driver’s life, but my father helped me a lot on my way to becoming a F1 driver.

Nico Rosberg

Aku sendiri bukan fans besar dari Rosberg, karena idolaku di F1 adalah Seb -a long time fans- aku sudah mengenalnya sejak Seb memenangi GP Monza 2008. Hanya saja Rosberg punya etos kerja yang patut diapresiasi. Memulai karir di Williams, Rosberg mencuri perhatian di 2008 dengan naik podium dua kali di GP Bahrain dan Singapura dengan Williams, salah satu manufaktur paling lambat saat itu.

Karir Rosberg hanya ada dibawah bayang-bayang Alonso, Raikkonen, Hamilton, Button, Vettel, dan Hamilton lagi selama 10 tahun ini. Alonso merebut mahkota di 2005 dan 2006, The Iceman di 2007 -salah satu musim paling kontroversial-, Hamilton di 2008, Button di 2009, Seb sepanjang 2010-2013, lalu Hamilton yang menjadi rekan satu timnya di Mercedes selama musim 2013-2015.

Itu belum merujuk driver lain seperti penampilan hebat Massa di 2008, kejutan Brawn GP di 2009, musim debutnya di Mercedes GP dibarengi comeback-nya Schumi, dan munculnya nama baru yang menjanjikan seperti Ricciardo dan Verstappen. Meski begitu, sejak lama Rosberg dikenal sebagai salah satu driver paling komplit di dunia F1. Hal ini tercermin dari pengalamannya bersaing meski dengan hanya mobil sekelas Williams atau Mercedes di awal 2010 sampai mengalahkan Schumi di klasemen akhir musim 2011.

2012

Di 2012, salah satu musim paling seru dengan 7 pembalap memenangi 7 race pembuka; Button di Australia, Alonso di Malaysia, Rosberg di China, Seb di Bahrain, Maldonado di Spanyol, Webber di Monaco, dan Hamilton di Kanada. Rosberg meraih pole sekaligus kemenangan pertama, hanya untuk melihat Mercedes hancur lebur sampai akhir musim dan hanya duduk di urutan 9 klasemen akhir.

2013

2013 dan 2014 menjadi awal mula meroketnya Rosberg yang sekarang. Mendapat rekan juara dunia 2008 di musim 2013 setelah Schumi memutuskan pensiun untuk kedua kali meneruskan kesan bahwa Rosberg adalah pembalap spesialis rekan juara dunia, -ingat Dani Pedrosa- dan di tahun 2013, adalah tahun dimana Seb paling berjaya bersama Red Bull.

Memang tak banyak yang bisa dilakukan Rosberg di 2013, paket lengkap Red Bull dengan RB-9 serta Seb yang memenangi 13 dari 19 race, 2013 adalah puncak dari 4 tahun kejayaan Red Bull. Meski begitu, bersama Alonso yang memenangi GP China dan Spanyol dan Raikkonen di GP Australia sementara Hamilton di GP Hungaria dan Rosberg dua kali juara di GP Inggris dan Monaco, menjadi salah satu pengganggu musim sempurna Seb. Rosberg duduk di posisi 6 klasemen akhir 2013.

2014

Di 2014, kehancuran dinasti Red Bull setelah 4 tahun dimanfaatkan Mercedes Petronas GP untuk merebut gelar juara dunia dan konstruktor pertamanya. Faktor mesin baru 1.6 liter V6 menjadi tokoh utama perubahan peta kekuatan F1 dan awal mula dominasi Mercedes GP dan F1 W05 Hybrid menggantikan Red Bull RB9 sebagai mobil terkuat dengan memenangkan 16 dari 19 race di 2014. Persaingan terbuka antara Rosberg dan Hamilton terasa dengan Rosberg memenangkan 5 race dan Hamilton 11 race.

Dengan catatan 5 menang, 15 podium, dan 11 pole positions, Rosberg menjadi runner-up 2014. Hanya berselisih 17 poin dengan Hamilton di race terakhir Abu Dhabi, Rosberg malah finish di posisi 14, membuat Hamilton menjadi juara dunia untuk kedua kali dengan selisih akhir 67 poin. FYI, GP Abu Dhabi 2014 menggunakan sistem double points -satu-satunya hingga saat ini-, dengan kata lain pemenang mendapat 50 poin, runner-up 36 poin, dst. Peluang Rosberg untuk menjadi juara 2014 terbuka sangat lebar tapi kegagalan sistem elektronik dan ERS membuatnya harus puas kalah dari Hamilton.

2015

Persaingan di internal Mercedes masih terjadi di 2015. Dengan konstruktor lain seperti Ferrari dan Red Bull masih kesusahan mengejar Mercedes serta McLaren-Honda yang terjerembab di papan bawah. Perubahan drivers juga terjadi, Seb pindah ke Ferrari bergabung bersama The Iceman membentuk dream team world champion di pihak Italia dan McLaren-Honda yang juga membawa kombi juara dunia di Alonso dan Button.

Mercedes memenangkan 16 dari 19 race, sama seperti 2014 dengan rincian Hamilton 10 dan 6. Seb memenangkan 3 race di Malaysia, Hungaria, dan Singapura, menggantikan Ricciardo yang di 2014 menjadi satu-satunya pembalap non-Mercedes yang memenangkan race. Sayangnya, sepanjang musim Rosberg tak bisa memberikan tekanan seintens musim sebelumnya pada Hamilton, yang berhasil menjadi juara dunia untuk ketiga kalinya dengan keunggulan 59 poin atas Rosberg.

2016

Tahun ini, Rosberg mencapai titik kulminasi dalam karirnya. Steady sejak musim dimulai dan problem yang dialami rival-rival termasuk Hamilton (DNF di GP Spanyol dan Malaysia) memuluskan langkah bagi Jerman untuk sekali lagi menempatkan wakilnya di puncak podium F1. Memenangkan 9 race (Australia, Bahrain, China, Rusia, Azerbaijan, Belgia, Italia, Singapura, dan Jepang) menjadi tahun terbaik Rosberg dalam 1 dekade terakhir.

Baru saja, pada balapan 55 lap di Yas Marina yang selesai pada pukul 21.50 WIB Nico menasbihkan diri menjadi juara dunia F1 ke-33, 24 tahun dari ayahnya dan juara dunia baru pertama dalam 6 tahun terakhir. Rosberg hanya finish kedua, tapi itu lebih dari cukup untuk menjadi juara dunia dengan selisih akhir 5 poin dari Hamilton. Race di Yas Marina berlangsung sengit di 10 lap terakhir dengan 4 pembalap di posisi teratas.

That was not the most enjoyable race I’ve had! I’m glad it’s over and am absolutely ecstatic. The win was for my wife

Nico Rosberg, F1 World Champion 2016, Abu Dhabi 2016

Rosberg berhasil menggenapi karirnya dengan menjadi juara dunia, achievement yang tidak bisa diraih Barichello, Massa, atau Webber. Kini Rosberg tidak lagi ada di list yang sama dengan Sir Stirling Moss dan David Coulthard, juga tiga driver diatas, karena Rosberg masuk Hall of Fame F1. Ich gratuliere, Nico!

All images used is credited to it’s respective owners.