Midnight in Paris

First of all, aku tak menyangka draft ini akhirnya akan kugunakan jika bukan karena kejadian 28 Januari kemarin. Jika kulihat lagi, draft ini usianya hampir sama dengan waktu blog ini pertama kali diaktifkan kembali. Anyway, ini bukanlah post yang bahagia, tapi cukup berat. Bahkan untukku yang menulisnya. Judulnya memang mengingatkan pada film Woody Allen, karena memang itu sumber inspirasinya.

Pernah menonton film Midnight in Paris? Film tahun 2011 ini mungkin film bertema Prancis yang paling kusuka, Amelié dan The Pink Panther mungkin juga termasuk tapi karena menggunakan bahasa Prancis aku sedikit miss dalam mengikutinya. Selain itu tokoh utama Midnight in Paris adalah Owen Wilson. Well, bukan aktor yang selevel DiCaprio jelas, tapi filmnya masih termasuk watchable.

Film ini menceritakan seorang screenwriter Hollywood bernama Gil Pender yang jatuh cinta pada kota Paris. Saat mengunjungi Paris bersama calon istri dan keluarganya yang tidak memiliki ide yang sama terhadap kota Paris dan romantisme yang ada, Gil yang mengalami kehidupan pra-pernikahan yang sulit berkeliaran sendiri tengah malam di jalanan Paris.

Dan secara ajaib tanpa sengaja dia mengalami time slip ke tahun 1920-an yang selalu diidamkannya. Bertemu tokoh sejarah nyata, Jean Cocteau, Cole Porter, Alice B. Toklas, Josephine Baker, pasangan Zelda dan Scott Fitzgerald, Gertrude Stein, bahkan Ernest Hemingway, penulis The Old Man and The Sea. Di hari keduanya kembali ke Paris 1920, dia dikenalkan pada Pablo Picasso oleh Gertrude Stein.

Gil juga jatuh hati pada wanita dari era itu, Adriana kekasih (?) Pablo Picasso (yang diperankan Marion Cottilard) yang mendambakan kehidupan Paris era 1890, sama seperti Gil yang berpikir masa lalu selalu menawarkan kebahagiaan lebih. Mereka memiliki ketertarikan yang sama, ide yang sama, dan membuat Gil -literally- terperangkap di masa lalu dan semakin jauh dari tunangannya. Tiap malam dia kembali ke Paris 1920 dan di hari biasa pada Paris modern.

Berada semakin lama di tahun 1920 membuat Gil hilang kepala. Dia merasa bahwa eranya adalah 1920 dan bukan 2010, apalagi setelah bertemu tokoh lain seperti Salvador Dali, Man Ray, dan Luis Bunuel. Kembali ke Paris modern, Gil membeli piringan hitam Cole Porter dari penjual barang antik, Gabrielle. Tanpa diduganya, dia juga membeli buku harian Adriana dari masa hampir 100 tahun yang lalu.

Diary itu menuliskan perasaan Adriana pada Gil,  yang mana membuat Gil juga mernyadari perasaannya. Saat kembali ke masa lalu, Gil menyatakannya pada Adriana. Disini kejadian yang menimpa Gil terulang kembali, mobil yang datang di tengah malam membawa mereka kembali ke Paris 1890, era idaman Adriana. Disini Gil menyadari bahwa setiap orang memiliki golden era yang berbeda-beda, dan berpisah dengan Adriana yang memutuskan tinggal di Paris 1890.

Sekembalinya ke era modern, Gil dan tunangannya memutuskan untuk berpisah setelah semua ketidakcocokan yang mereka alami. Setelah kepergian tunangan dan keluarganya, Gil bertemu Gabrielle sekali lagi, di bawah hujan kota Paris mereka berbagi hal yang sama. Midnight in Paris adalah film ke-41 Woody Allen, dan jujur saja satu-satunya film Allen yang bisa kunikmati penuh selain Barcelona. Well selain faktor Owen Wilson, Marion Cottilard, dan Rachel McAdams dalam cast juga berpengaruh.

Nah, apa hubungannya Midnight in Paris dengan ngidol? Kembali ke malam sebelumnya 28 Januari 2017. Kulminasi dari semua rumor minggu ini, bahwa akan ada member Sakamichi Series yang jatuh ke dalam skandal. Bukan pertama kali, tapi ini adalah skandal pertama sejak akhir 2014 bagi Sakamichi. Er, Nogi. Keyaki mendapat satu di awal tahun 2016 dan member bermasalah itu juga mendapat ‘spotlight’ saat ini karena dirumorkan seperti ini.

Anyway, Nogi mendapat skandal lagi. Untukku hal ini memang undeniable, terlebih karena sekarang Sakamichi sedang berada di titik nyaris puncak. Well, tidak ada jalan mudah di puncak, pasti ada cobaan. Sebagai komparasi, tiga tahun lalu skandal dikatakan adalah katalis gagal tampilnya Nogi di Kohaku, tapi kali ini berbeda. Tidak aja major event dalam waktu dekat. Apalagi, Rotti bukan member senbatsu apalagi top tier member.

Malahan fans cenderung lebih concern pada absennya Hime di 17th single ketimbang skandal ini. Well, pendapat berbeda tentang kasus Rotti. Respons utama seperti biasa terbagi tiga;

• Denial. Skandal sebagai member adalah unforgivable curse dan member bersangkutan harus graduate. Sama seperti Yamatomato.
• Tolerate. Lain cerita jika ini adalah kasus seperti Sayuringo, yang mana (harusnya, tapi tidak kentara) dihukum karena level popularitas yang tinggi. Rotti bukanlah member populer dan saat Sayuringo tidak grad, maka dia juga tidak harus.
• Let it go. (Again) Rotti bukan member populer, selalu berada di bawah bayang-bayang yang lain. Sekalian saja grad untuk kebaikan kedua pihak.

Untukku pribadi, aku ada di opsi kedua, tolerate it. Kenapa? Karena aku menyadari hal yang sama seperti Gil, bahwa setiap orang punya ideal yang berbeda. Katakan saja aku tak punya poin sangat setuju dengan Love Ban Rule atau menetangnya, hanya netral. Bagiku, jika member memiliki hubungan asmara, I’ll just accept it. Dengan catatan the boy isn’t a jerk, mereka tidak melampaui batas ‘acceptable’ atau norma sosial seperti kasus lama.

Sangat alami jika member berkencan di belakang, untuk alasan jelas menjaga perasaan fans. Apalagi Sakamichi adalah grup yang sangat bergantung pada emosional seperti HS, yang menjadi faktor utama sales mereka. Damage tentu ada, contohnya, aku sendiri tak pernah benar-benar memaafkan Sayuringo sejak waktu itu, tapi apa terus bersikap bitter padanya akan berpengaruh? Tidak. Toh bahkan aku tak membeli singlenya di jalur resmi, apa yang akan membuatku didengar mereka yang jauh di Jepang sana?

Bagaimana dengan perasaan fans yang dikhianati? Grow up. Masih ada yang benar-benar berpikir Love Ban Rule itu aturan hidup dan mati? Bahkan jika itu adalah oshi yang melanggar Love Ban Rule, aku sendiri paling jauh akan berpikir sama seperti saat Sayuringo, meski dia bukan oshiku. Jika Yumi yang kena? I’ll take it with anger and depressed, just for funny comments.

Ernest Hemingway dan quote untuk urusan asmara para idol

Kasus 28 Januari kemarin juga menurutku cukup aneh. Saling berkaitan satu sama lain. Pertama, hiatusnya Hime adalah berita buruk, tapi dengan cepat dicover oleh rilisnya PB Manatsu, agar hype yang ditimbulkan cukup untuk mengantisipasi Bunshun? Jujur ini adalah skenario paling mungkin di kepalaku. Baik Hime dan Manatsu adalah top tier member di internal dan eksternal fandom, kecuali jika Bunshun merilis skandal kemarin adalah Double Suns atau para Fukujin maka berita tentang Hime dan Manatsu sudah cukup untuk menutupinya.

Dan benar saja, kasus Rotti dianggap angin lalu. Terlebih fans sudah cukup lama menunggu dia di-push lebih atau menganggap grad akan lebih baik baginya. Bagi kalangan fans ini, skandal Rotti menyiramkan minyak ke api, grad bukan lagi ironi seperti skandal yang lalu. Tapi kita tak tahu bagaimana dengan Rotti sendiri, apa dia masih punya passion tersisa di Nogi atau memang sudah merasa mentok sebelum menjalin hubungan? That’s up to her.

Apa dia akan mengeluarkan pernyataan minta maaf secara publik dan stay di Nogizaka, grad dengan reputasi jelek, atau menjadi Silent Majority, semua masih ditunggu. Kalau tanya aku, menurutku akan cool kalau ada member idol group yang terang-terangan terbuka mengenai hubungan percintaan. Tentu dengan syarat seperti yang kusebut diatas, sedikitnya dengan keterbukaan, fans tidak akan merasa dikhianati.

Kita masih menunggu konfirmasi dari Rotti dan LLC, mungkin nanti malam akan terjadi meski belum ada schedule yang dirilis sampai aku merilis artikel ini. Dan saat menulis ini, aku masih ragu untuk merilisnya karena “satu gambar sejuta makna”, tanpa keterangan kita tidak bisa tahu apa makna sebenarnya di balik sebuah foto.

Sebagai kata penutup, mengutip Ernest Hemingway dari Midnight in Paris, “segala bentuk pelarian adalah bentuk dari tidak mencintai, atau tidak cukup mencintai, yang mana adalah hal yang sama” Rotti dan para member seharusnya berpikir matang-matang sebelum mengambil keputusan untuk semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan mereka.

All images used is credited to it’s respective owners