Cassini-Huygens and Titan

Satu peristiwa astronomi penting akan terjadi di tahun ini, akhir dari salah satu misi paling ambisius dan sukses manusia dalam mengeksplorasi alam semesta. Terutama untuk kawasan outer solar system, area setelah batas asteroid belt, 3.2-4.2 AU, atau antara 179.5 juta KM-329 juta KM dari Bumi. Subyek utama dari misi seharga 3.26 Milyar Dollar ini adalah Saturnus, planet cincin, untuk mengeksplorasi dan mengetahui lebih banyak tentangnya. Nama misi ini adalah diambil dari dua ilmuwan terkemuka.

Giovanni Domenico Cassini menemukan empat dari enam-puluh dua satelit alami Saturnus masing-masing Iapetus (Saturn VIII, 1671), Rhea (Saturn V, 1672), serta Tethys dan Dione (Saturn III & IV, 1684). Keempat satelit alami temuan Cassini dinamakan Sidera Lodoicea, namanya mirip-mirip dengan 4 satelit terbesar Jupiter karena sama-sama berasal dari bahasa Italia. Selain itu Cassini membuat pembagian untuk cincin Saturnus.

Christiaan Huygens adalah ilmuwan lengkap dari Belanda yang berprofesi sebagai ahli matematika, ilmuwan, astronomer, fisikawan, dan horologist. Warisan yang ditinggalkan Huygens antara lain jam pendulum dan penemuan satelit terbesar Saturnus, Titan, pada 1655 dengan menggunakan teleskop desainnya sendiri.

Giovanni Cassini

Christiaan Huygens

Pada 1997, dengan menggunakan roket Titan IVB/Centaur, NASA meluncurkan space probes yang dinamakan sesuai dua tokoh berpengaruh akan pengetahuan kita tentang Saturnus, Cassini-Huygens. Dikembangkan sejak 1980, space probes ini terdiri dari modul yang akan mengorbit planet itu sendiri, Cassini dan modul untuk mendarat di Titan, Huygens.

Di 1998, Cassini-Huygens melakukan flyby alias terbang untuk melakukan gravitational assist –memanfaatkan gravitasi sebuah planet untuk memberi efek ketapel- pada planet Venus. Dengan melakukan ini Cassini-Huygens mencapai kecepatan 7 km/detik. Setahun kemudian flyby kedua di Venus dan Bumi dilakukan, menambah kecepatannya sekitar 5.5 km/detik. Pada akhir 2000, Cassini-Huygens melewati Asteroid Belt.

Di tahun 2001, Cassini-Huygens melewati Jupiter dan tiga tahun kemudian, pada 2004, setelah 7 tahun perjalanan, sampai di Saturnus. Di bulan Januari 2005, Huygens mendarat di Titan. Umur Huygens memang tidak lama, dari memasuki gravitasi Titan selama 2 jam 27 menit, Huygens hanya bertahan 72 menit lebih lama. Tapi 72 menit itu cukup untuk membawa pengetahuan yang jauh lebih besar akan Titan. Sampai saat ini Huygens adalah satu-satunya momen manusia berhasil mendaratkan obyek di outer solar system.

Cassini terus mengorbit Saturnus selama 20 tahun terakhir, memberi pengetahuan yang sangat banyak tentang Saturnus termasuk cincin, atmosfir, gravitasi, dan satelitnya. Di bulan September 2017, Cassini akan mengakhiri tugasnya dengan menyelam ke atmosfir gas Saturnus untuk melindungi dunia seperti Titan dan Enceladus yang sangat mungkin memiliki kehidupan. Yah, karena sumber energi Cassini adalah 33 kg plutonium, cukup untuk membuat 5 milyar penduduk bumi terkena radiasi.

Cassini Probe

Jika kembali sedikit, aku pernah mengatakan bahwa Saturnus adalah Nanamin sementara Titan adalah Ranze. Dan ya pendapatku belum berubah. Nanamin adalah epitomi untuk berakhirnya misi Cassini, hanya saja lebih cepat 5 bulan dari yang asli. Nanamin akan pergi for good akhir bulan ini, tepatnya 20 Februari. Perpisahan yang layak untuknya adalah PB keduanya [2017], semoga bisa memberi kenangan indah untuk yang terakhir kali.

Namun fokus utama kali ini adalah Ranze, yang dalam Sakamichi Universe adalah satelit terbesar Saturnus, Titan. Jarang ada satelit yang sama populer dengan planet asalnya, dan Titan masuk kategori ini. Sebelum bernama Titan, satelit ini dinamakan Saturni Luna atau Saturn VI sebelum 1847. Dinamakan sesuai leluhur para dewa Olympian,  nama ini sesuai untuk satelit terbesar kedua di Solar System. 50% lebih besar dari Bulan dan 80% lebih massive, Titan bahkan lebih besar dari Merkurius.

Titan adalah salah satu tempat paling mirip Bumi -selain Venus- sejauh yang kita tahu dengan topografi menarik dengan danau, laut, sungai, pegunungan, hamparan es, atmosfer methane yang tebal, dan tidak memiliki medan magnet serta temperatur -170° C, Titan adalah pojok menarik bagi para ilmuwan. Belum lagi aktivitas geologi seperti cryovolcanism, kecepatan angin, serta lautan bawah tanah.

Titan, diambil oleh Cassini-Huygens, masih banyak misteri yang dimilikinya

Satu alasan kenapa aku memilih Ranze sebagai Titan adalah karena dia sejak awal digadang-gadang sebagai the next big thing, bahkan sejak episode perkenalan Gen 2 di Nogidoko. Secara bercanda Bananaman menyebutnya campuran antara Ashurin dan Ikuchan, meskipun hype Ranze setelahnya tidak begitu mentereng. Dia selalu menjadi kandidat berikutnya dari Gen 2 yang merasakan senbatsu, meski akhirnya keduluan oleh Kiichan, Iori, dan Maichun. Sampai sejauh ini dia masih misterius, sama seperti Titan.

Jika diibaratkan, kita sebagai fans adalah Huygens yang memasuki atmosfer Titan untuk mempelajarinya lebih jauh. Kita selama ini hanya mengenal Ranze sebatas Nogiten, yang mana tidak selalu dipantau oleh sebagian besar fans, berbeda dengan Kojichuu atau Nogibingo yang adalah flagship, Nogiten dan atau saat Under menjadi guest di acara TV, feel yang didapat tidak sekuat seperti saat di dua show itu.

Puncaknya adalah tahun lalu, Ranze menjadi kandidat terkuat untuk merasakan senbatsu pertamanya sejak awal tahun. Sayang, momen graduate Maimai difokuskan untuk membawa kembali Miona, lebih sebagai simbologi penyerahan tongkat estafet. Di musim panas, Kiichan kembali ke senbatsu, di musim gugur, Maichun yang kembali.

Kompensasi untuk gagalnya Ranze ke senbatsu selama 2016 diantaranya adalah tampil di CM Pizza Huts bersama Naachan -pencapaian yang membanggakan sebagai Under-, center Under untuk pertama kali, mendapat spotlight dalam skala yang jauh lebih besar di paruh kedua 2016. Selain itu Under X-Mas 2016, dimana Ranze bisa dikatakan menjadi bintang utama.

Kini setelah Ranze akhirnya masuk senbatsu 17th single setelah menunggu sekian lama. Untuk pertama kali sejak Taiyou Knock, kita mendapat newcomer senbatsu, dan itu adalah Ranze yang sejak lama sudah mencapai level senbatsu, sama seperti SayuMari, Maichun, atau Kanarin. Dalam HS terakhir Sayonara no Imi, Ranze ada di peringkat 16, dengan catatan Sold Out pada ronde 6.

Sekarang tinggal menunggu apakah Ranze bisa memenuhi ekspektasi fandom. Sejauh yang bisa kulihat, Ranze bukan tipe yang ramai, melainkan sama seperti Ashurin, pendiam, somewhat has a strange vibe, dan terkadang terlihat awkward saat harus bersama member lain. Selain itu, dia punya kecenderungan M, cocok jika disandingkan dengan Ashurin, Little Miss S & Little Miss M?

Yang pasti, bagaimana Ranze akan menjalani hari-hari senbatsu akan layak ditunggu. Sejelek-jeleknya dia akan berada di senbatsu selama 3-4 bulan, dan privelege sebagai guest, solo photoshot, serta airtime lebih di Kojichuu sudah menjadi jaminan. Huygens memberi kita pengetahuan yang jauh lebih banyak mengenai Titan dalam 72 menit hidupnya. Ranze punya waktu berbulan-bulan, semoga tidak mengecewakan.

All images used is credited to it’s respective owners