Training, Hard Way or Easy Way?

Nogibingo 8 baru saja dimulai, dan bintangnya adalah Gen 3. Untuk pertama kalinya, generasi baru Sakamichi langsung dihadapkan pada dunia yang langsung memegang tanggung jawab membawa nama grup. Gen 2 Nogi dan H.Keyaki tidak mendapatkan kesempatan seperti ini alih-alih -dare I say it- dianaktirikan.

Pertama-tama, harus kukatakan bahwa hal ini terjadi karena satu sistem KKS yang dimiliki Sakamichi. Bukan mengatakan sistem ini buruk atau bagaimana, namun aku punya pandangan sendiri tentang bagaimana sistem ini bekerja. Gen 2 dan Gen 3 berbeda. Gen 2 lebih keras dan panjang jalannya. Begitukah?

Hal ini sama dengan jika kita memilih jenjang karir sebagai astronot. Untuk memiliki kualifikasi sebagai astronot, hal yang wajib diikuti adalah NASA Basic Training dikatakan adalah gabungan situasi saat menjalani ujian akhir di MIT dan menjalani latihan dasar Green Beret secara bersamaan. Terdengar sulit? Well, apa yang didapat dari latihan ini sesuai; memiliki karir paling mentereng di dunia.

Sistem training ini melibatkan pelajaran tingkat lanjut untuk astronomi, fisika, matematika, geologi, metereologi, dan pelajaran dasar anatomi Space Shuttle dan sistem navigasi. Tidak ada kelas puisi atau musik sayangnya. Sudah menyerah? Ini baru teori. Selanjutnya adalah kelas praktek.

Pilot maupun non-pilot dilatih menerbangkan jet T-38 Talon, pesawat yang juga digunakan militer Amerika sejak setengah abad lalu. Pilot wajib mencatatkan jam terbang hingga 15 jam per bulan, plus latihan tambahan mengendalikan Shuttle Training Aircraft yang butuh tambahan 100 jam. Non-pilot minimal mencatatkan 4 jam terbang per bulan.

Sebelum trainee bahkan diizinkan masuk dalam latihan terbang,  mereka dilatih dalam survival untuk militer laut. Dengan kata lain, sertifikasi scuba diving dan kemampuan berenang tiga kali panjang kolam renang Olimpiade dengan baju lengkap dan sepatu. Ditambah lagi survival di alam liar, dimana trainee belajar menentukan arah berdasarkan bintang dan bertahan hidup dengan apa yang ada di alam.

Siksaan belum usai. Untuk menyingkirkan yang lemah, trainee menjalani tes tekanan udara tinggi dan rendah yang extreme untuk menguji tingkat kesadaran mereka. Selanjutnya KC-135 menanti, pesawat tanker yang dimodifikasi sebagai pesawat simulator zero gravity. Beberapa akan menyukainya, yang lain gagal di tahap ini.

Kembali lagi ke teori, manual untuk segala jenis hal yang berbau teknis mulai dari flight control, pengoperasian hidrolis, hingga cara menggunakan toilet. Dari manual sebelum terbang hingga prosedur pendaratan darurat. Trainee juga dilatih di Johnson Space Center’s Natural Buoyancy Laboratory, kolam yang didesain khusus untuk zero gravity. Disini terdapat pula replika dari ISS, termasuk modul JAXA dan SpaceX Dragon.

Zero Gravity Simulator

Latihan final adalah untuk misi spesifik. Tiap trainee melakukan simulasi yang tak terhitung berdasarkan area yang dipilih. Engineer melakukan latihan space walk berulang kali, pilot terus berada di simulator penerbangan. Setelah 2 tahun latihan, trainee mendapat pin perak sebagai tanda mereka adalah astronot. Setelah penerbangan pertama, mendapatkan pin emas.

Sementara di Sakamichi kita mengenal sistem KKS, sistem yang sama dengan 48G dimana member baru tidak langsung menjadi member melainkan di-training dulu dalam jangka waktu tertentu sebelum menyandang status sebagai full member. Meski dibilang Sakamichi juga mengadopsi ini, de facto hanya satu generasi yang mendapatkan status sebagai KKS dalam sejarahnya.

Gen 2 Nogizaka menjadi satu-satunya dari Sakamichi yang pernah mendapatkan status KKS. Dari 14 member Gen 2, yang pertama naik status ke full member adalah Miona yang langsung naik sebagai center. Selanjutnya Kiichan dan Maichun di Kidzuitara Kataomoi, Karin menyusul tak lama setelahnya. Di 2015 Iori naik ke senbatsu Inochi wa Utsukushii setelah dipromosikan akhir 2014.

Tiga KKS, Yonetoku Kyoka, Yada Risako, dan Nishikawa Nanami graduate di 2014. Sisa enam KKS lain baru dipromosikan pada Februari 2015 saat 3rd Birthday Live; Junna, Kotoko, Aachan, Ranze, Renachi, dan Miria. Mereka langsung mendapat lagu Border di single Inochi. Dipromosikannya enam member tersisa ini adalah akhir dari penantian panjang selama 2 tahun sejak mereka menjadi bagian dari Nogi.

Penantian panjang Gen 2 untuk mendapat spotlight adalah perjalanan yang memakan waktu hingga dua tahun. Dari tempo waktu itu, tiga orang gagal di tengah jalan. Lima member pertama bisa dikatakan mendapat kemudahan, namun untuk enam yang lain, jelas bukan hal yang mudah menyeimbangkan impian dan realita selama dua tahun tanpa akhir yang jelas.

Gen 2 hadir disaat Nogi masih memiliki mayoritas member Fukujin yang sedang dalam perjalanan menuju puncak. Bisa dikatakan masih sama-sama berjuang karena Nogi sendiri belum ada di posisinya sekarang, jadi Gen 2 hanya menjadi pelengkap Under dan penambal Senbatsu. Tidak kurang tidak lebih. Hal ini baru berubah di 2016.

Gen 2 masih mendominasi Under

Sejak single pertama pasca perginya Maimai, Fukujin pertama yang graduate, Gen 2 mulai “hidup” dengan kembalinya Kiichan ke Senbatsu. Miona dan Kiichan sampai Influencer masih ada di senbatsu, kini ditambah Maichun yang kembali ke senbatsu sejak Sayonara no Imi dan Ranze masuk di single pertama 2017. Butuh waktu hingga empat tahun bagi Gen 2 untuk memiliki empat wakil di senbatsu.

Ya, Gen 2 memiliki cerita yang paling berbeda dengan generasi lain di Sakamichi. Mereka mengambil sistem yang dimiliki 48G dan terkesan tidak memiliki dasar yang kuat saat mengaplikasikannya. Jujur saja, ingatanku soal KKS Gen 2 ini mulai kabur, yang pasti saat Iori dan 6 member tersisa berpartisipasi di Inochi, hype yang ada bisa dikatakan besar karena akhir dari penantian panjang.

Easy way

Sementara untuk Gen 3, mereka bisa dikatakan mendapatkan jalan yang mudah. Well, mereka jadi yang kedua mendapatkan audisi final melalui SHOWROOM setelah H.Keyaki, jadi fans sudah mengerti cara kerjanya. Selain itu, sebagai generasi baru Nogi setelah 3 tahun, antusiasme fans tidaklah kecil. Sejak awal, hype untuk Gen 3 jauh lebih besar dari Gen 2.

Dari audisi yang menarik hingga 48.986 orang, sampai pada audisi final yang mencakup 13 orang, dan berakhir pada 12 member yang kini kita kenal. Bahkan aku sendiri menulis bagaimana Gen 3 melampaui ekspektasiku. Namun ada satu status ambigu yang menggantung, tentang bagaimana status mereka di dunia Nogi?

Sampai saat ini, tidak ada kejelasan tentang bagaimana status Gen 3 di Nogi, apa mereka melewati prosedur KKS seperti Gen 2 atau langsung berstatus Member seperti OG. Di halaman Gen 3 di Wiki48, mereka masih berstatus KKS meski terms ini tidak pernah digunakan. Nah, jujur saja bagiku sendiri, ada tidaknya status sebagai KKS cukup berpengaruh.

Sama seperti bagaimana untuk menjadi astronot dibutuhkan pelatihan yang lama, ada tidaknya sistem KKS dimana member “disembunyikan” dari radar sampai menjadi full member adalah sistem yang bagus. Karena apa? Pertama, trainee bisa fokus pada hal dasar seperti vocal & dance, juga observasi tentang aspek penting: variety. Kedua, generasi diatas mereka baru saja berkembang setelah 4 tahun. Ketiga, haste makes waste. 

Kultur idol di Jepang relatif berbeda dengan negara tetangganya, dimana membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum bisa debut, tapi hasil yang didapat biasanya berbanding lurus, act yang debut adalah yang terbaik yang tersaring. Sementara di Jepang, well, terkadang raw-nya lah yang dijual. Tapi, Gen 3 tidak membawa DNA raw, mereka membawa DNA growl.

Dari segi visual, obyektif, Gen 3 menang dari Gen 2 meski memang tidak ada satu standar kecantikan. Disini DNA growl mereka terlihat superior. Dari segi karakter, harus kuakui jika dibandingkan dengan Gen 2 pada awalnya, Gen 3 terlihat sedikit lebih unggul. Sunshine Zukki, duo crybaby MomoKubo, Pikachu Riria, dan Maiyan doppelganger Ume sudah menjual.

Selain itu, mereka mendapatkan Solo Live sendiri, menjadi event kedua setelah Principal. Perbedaan push begitu kentara. Tapi jika ini adalah training dalam artian berbeda, maka tidak ada masalah. Yang jadi masalah adalah perbedaan perlakuan ini mudah memantik api dalam sekam. Seperti saat Gen 3 tampil bersama senbatsu, beberapa member Gen 2 menyampaikan perasaan pahit mereka secara terbuka.

Dalam pandanganku, status KKS yang dibawa Gen 2 selama 2 tahun adalah training yang efektif. Memang bisa dikatakan membuat member menjadi late bloomer seperti Maichun, namun dalam dua tahun terakhir terutama di 2016 kemarin Gen 2 tidak melulu hanya terfokus pada nama Miona seorang. Diversitas karakter berkembang dengan baik meski butuh waktu lama.

Di sisi lain, push yang didapat Gen 3 membuat mereka seolah mendapat jalan yang mudah, tapi jelas tidak begitu. Menurutku malah lebih berat karena mereka sudah dilepas ke publik, tidak lagi hanya di belakang layar. Tidak adanya status KKS -setidaknya resminya begitu- juga membuat kecenderungan bahaya untuk apapun yang bisa mengganggu nama dan image Nogizaka46 semakin besar.

Intinya, baik Gen 2 dan Gen 3 hanya tinggal meneruskan dan menjaga legacy yang dibangun oleh member OG. Dengan cara yang berbeda, tapi sama beratnya seperti menjalani NASA Basic Training. Butuh tekad yang kuat untuk menjalaninya, namun hasilnya sepadan. Punya pendapat lain mengenai masalah KKS ini? Share it below.

All images used is credited to it’s respective owners