Sakamichi Review : Umaretekara Hajimete Mita Yume

Tak terasa sudah setahun sejak aku menulis review tentang lagu-lagu dari album kedua Nogi, Sorezore no Isu. Nogi tahun ini kembali merilis album atau tepatnya kompilasi antara single yang dirilis sejak pertengahan tahun lalu atau Hadashi de Summer sampai pada Influencer termasuk beberapa coupling dan ditambah lagu baru.

Ini adalah album ketiga Nogi dalam 3 tahun terakhir. Album pertama dirilis pada 2014, membuat tren album tahunan. Sejujurnya, aku terbagi antara iya dan tidak dalam hal ini. Well, ini hanya pendapat pribadi jadi aku tidak mengharapkan semua orang setuju. Apa saja faktor setuju dan tidak setujuku? Ada di akhir artikel karena aku lebih ingin mereview terlebih dulu.

Covers Coverage

Tema utama untuk kesemua cover adalah kereta, mungkin sekuel dari Toumei na Iro? Well, sedikit mengecewakan karena kupikir temanya akan berbeda. Sorezore no Isu berbeda total dari Toumei na Iro, jujur aku berharap cover album ini akan mengambil, katakanlah, landscape dari Nogi Jinja dan membuatnya dalam format sequence, sayang tidak terwujud.

First Press Limited Edition

Diisi oleh 12 member yang menjadi pilar penyangga Nogi -dare I say apostles? No- lebih baik kukatakan sebagai Zodiac. Kesan premium terdapat dari border yang berwarna silver. Nah, dari pemilihan top tier member sebagai cover, maka jelas aura yang dihadirkan berbeda, purple line terasa kental baik dari pewarnaan maupun image yang dijual Nogi; lady fashionista. Satu lagi, all but three member have had photobooks.

Limited Edition A

Betelgeuse menjadi center di type ini, dengan Misa, Ikuchan, dan Miona. Himetan mencuri perhatian dengan menjadi shadow center, sementara hanya dua member dari current senbatsu lain; Hinachima dan Ranze. Sisanya adalah Under dan member Gen 3; termasuk disini adalah Mizuki yang sayangnya terlihat aneh. Well, ace dari Gen 3 tidak memberi impresi yang terlalu baik disini.

Limited Edition B

Di type ini, jelas Double Suns satu lagi yang menjadi center, ditemani Sayuringo, Reika, dan Manatsu dari First Press. Disini Hoshimina dan Yuttan yang menjadi shadow. Disini Capt terlihat fantastik dengan rambut pirangnya. Hanya saja di cover ini aku mendapati mishap yang sedikit mengecewakan; proporsi member yang aneh, dan potongan gaun Manatsu terlalu rendah sampai pada taraf aneh.

Normal Edition

Normal Edition berisikan mayoritas member muda. Bahkan yang menjadi center adalah Ashurin dan Ikoma. Yumi dan Kaz sebagai bagian dari Zodiac kali ini justru malah tidak terlalu terlihat. Cukup aneh mengingat di Limited A & B para Zodiac terlihat jelas. Tidak ada yang berada di dekat pole kali ini, mungkin belum adanya member yang bisa memegang tongkat estafet menjadi alasan utama?

4 cover dirilis kali ini dengan format berbeda; First Press Limited Edition, Limited A, Limited B, dan Normal Edition. Kesan pertama dari cover First Press adalah premium, hal ini terlihat dari border yang menggunakan aksen perak. Secara keseluruhan aku tidak bisa mengatakan mana yang paling bagus, karena jika dibandingkan Sorezore no Isu, artwork kali ini sedikit mengecewakan.

Mengecewakan dalam arti minimnya warna yang ada, terkesan two tone dan editing yang berlebihan. Toumei na Iro masih menjadi cover paling membosankan, tapi setelah diberi tema fashion dalam dua single berturut-turut dan kini album juga menggunakan tema yang sama, aku tidak bisa mengatakan cover ini “sangat” menarik.

Tracklist

Skydiving – Influencer Senbatsu – First Press Limited Edition

Instrumen gitar mendominasi di nomor ini. Secara keseluruhan terdengar menyegarkan, seperti prelude untuk summer single yang akan dirilis setelah album ini. Nuansa EDM juga cukup kental, keluhanku cuma pada tempo yang cukup lambat dan terkesan kurang cocok antara aransemen dan pembawaan member. Overall, lagu ini bagus, hanya cukup sedikit sentuhan lagi untuk mendapat nilai lebih tinggi.

Rate :

君が扇いでくれた Kimi ga Aoi de Kureta [You gave me a fan] – Influencer Under Member – First Press Limited Edition

Jatuh pada kategori lagu yang lebih klasik, Kimi ga Aoi de Kureta termasuk lagu idol yang staple tapi adiktif. Dibawakan oleh Under dari Influencer, vokal yang dihadirkan tidak berbeda dari Fuusen wa Ikiteiru, which is good, karena aku merasa dari segi vokal formasi Zodiac mereka bekerja dengan baik.

Main vocal untuk Zodiac memang tidak ada, tapi lebih pada meratakan pada tiap member. Hal yang bagus memang, tapi sedikit sayang juga tidak menekankan pada vokal member Under kali ini yang dihuni para vokalis kelas atas. Untuk aransemen keseluruhan, ini bisa kukatakan salah satu lagu yang paling kuat purple line-nya di album ini.

Rate :

思い出ファースト Omoide First [Memories First] 3rd Gen – First Press Limited Edition

Lagu kedua Gen 3 hanya dalam tempo 3 bulan setelah Sanbame no Kaze. Lagu ini menggunakan formula yang sama dengan Sanbame, menjual nilai fresh member dan aransemen yang mudah dicerna. Bubblegum yang dihadirkan memang tidak diperuntukkan bagi musik yang lebih berat.

Lagu ini sedikit lebih mengeksplor vokal daripada Sanbame no Kaze. Karena aku hanya tahu Kubo satu-satunya yang dikatakan memiliki vokal yang bagus, harus kukatakan aku terkejut beberapa member memiliki suara yang lumayan, dan tune yang dihasilkan harus kukatakan decent, jadi tidak sabar melihat saat Gen 3 mendapat kesempatan unjuk vokal yang sebenarnya.

Rate :

設定温度 Settei Ondo [Preset Temperature] All Members – First Press Limited Edition

Jika tidak salah menangkap, lagu ini dinyanyikan oleh keempat-puluh-enam member bersama. Kesan opera yang didapat di chorus akan jauh lebih baik jika dipakai sebagai tema utama, sayangnya di keseluruhan lagu malah tertutup oleh drum dan piano yang terlalu dominan. Jika menggunakan opera dari awal, lagu ini akan menjadi masterpiece.

Dari segi vokal, well, harus kukatakan tidak begitu bagus. Terlalu bermain aman di range yang sama, tapi bukan seperti choir karena sekali lagi, penggunaan instrumen modern sedikit merusak citarasa nomor ini.

Rate : 

Rewindあの日 Rewind ano hi [Rewind that Day] Sakurai Reika, Nishino Nanase, Wakatsuki Yumi – Limited Edition A

Salah satu nomor favoritku dari album ini. Bukan semata karena bias, tapi memang aransemen dan pembawaan lagu ini sangat eargasm. Sedikit funk yang fresh karena hampir tak pernah dipakai oleh Nogi. Lagu ini berada di sisi yang lebih dewasa, yang mana cocok dengan member yang membawakan.

Selain aransemen, vokal ketiganya bisa dibilang memuaskan. Reika sebagai salah satu vokalis paling distinguishable di Nogi, ditambah Yumi dan Naachan yang juga tidak ecek-ecek, tempo lagu yang slow juga membuat vokal ketiganya bisa lebih dinikmati. Disini aku melihat perkembangan Naachan setelah Another Ghost, jadi saat dia dominan aku tidak terlalu keberatan lagi.

Rate : 1/2

ごめんね、スムージー Gomen ne Smoothie [Sorry, Smoothie] Ito Marika, Inoue Sayuri, Nakamoto Himeka – Limited Edition A

Trio Onsen mendapat kesempatan pertama bersama-sama di satu unit. Dan harus kukatakan aku kecewa berat. Ketiganya termasuk vokal yang diatas rata-rata untuk Nogi, aku membayangkan lagu yang lebih menekankan sisi vokal, atau setidaknya tidak terlalu idol atau anime. Sejak tracklist diumumkan, aku sudah pesimis dengan lagu ini dari judulnya saja.

Dan benar saja, bahkan efek yang dipakai seperti 8-bit alih-alih EDM, dan terlalu memaksakan membuat lagu yang kawaii ketimbang cool. Sure, these three are adorkable, but seriously?! Well, bagian yang menurutku paling membuat down adalah “gomen ne smoothie” cheesy dan vokalnya, duh.

Rate :

醜い私 Minikui Watashi [Ugly Me] Eto Misa, Saito Yuri, Shinuchi Mai – Limited Edition A

Tiga member senior ini menyanyikan lagu yang sesuai usia mereka dan ditambah petikan gitar bernuansa Spanish. EDM memang tidak dipungkiri masih kental tapi sedikit tertutupi oleh kemampuan vokal ketiganya, jadi aku tidak bisa terlalu protes. Well, harus diakui vokal ketiga member ini termasuk kuat di lagu ini, cocok dengan karakter vokal mereka.

Misa sudah dikenal lama, tapi aku sedikit terkejut Yuttan dan Maichun bisa sampai di titik ini. Well, untuk Yuttan dia tidak jelek disini, hanya saja setelah Misa dan Maichun jadi sedikit down. Sejujurnya, aku kehilangan footage untuk Karaoke Battle dari 46 Hours, jadi tak bisa menulis lebih banyak, tapi seingatku vokal Yuttan dan Maichun tidak sampai pada level ini.

Rate :

硬い殻のように抱きしめたい Katai kara no you ni dakishimetai [I want to hold you like a hard shell] Saito Asuka – Limited Edition B

Solo song Ashurin ini sekilas mengingatkan akan Naimononedari. Setelah Wakusei Tantora, well, harus ada sedikit adjustment untukku bisa menulis pendapatku tentang lagu ini secara obyektif. Well, sebenarnya aku berniat menulis sedikit tentang Wakusei Tantora, tapi waktunya tidak cukup. Jadi hanya tentang solo Ashurin kali ini saja.

Ashurin menjadi member keenam yang mendapat solo, dan sama seperti Naachan dan Nanamin, ballad menjadi tipe lagu yang dipilih LLC. Well, aku tidak terlalu keberatan, apalagi kali ini tidak terlalu jelek. Tapi tidak juga bagus, karena pattern ini sudah terlalu sering dilihat dan dari segi vokal, aku tidak akan bilang Ashurin cocok dengan lagu setipe ini. Overall, this is not a bad song, but I won’t justify it as a good one either.

Rate :

満月が消えた Mangetsu ga Kieta [Full moon has disappeared] Ikuta Erika, Ikoma Rina, Hoshino Minami – Limited Edition B

Sangat terpengaruh Influencer, beat EDM dan petikan gitar a la Spanyol begitu mendominasi disini. Original tridente Nogi ini mendapat kesempatan reuni setelah sekian lama. Sama seperti Gomen ne Smoothie, kesan musik 8-bit juga terasa kental disini, jadi tergantung pada pendengar, suka musik seperti ini atau tidak.

Setelah Teitaion no Kiss, Ikuchan kembali mendapat lagu yang eksperimental. Untuk mengeksplor mungkin jadi alasan utama, untuk Ikoma dia mendapat solo yang cringeworthy jadi cocok dengan lagu seperti ini. Hoshimina pun demikian, suaranya tipikal lagu ini meski disini dia nyaris tidak terdengar. Well, kalau suka Perfume, mungkin kalian akan suka lagu ini.

Rate :

ワタボコリ Watabokori [Dustball] Kitano Hinako, Hori Miona, Terada Ranze – Limited Edition B

Sulit kukatakan kalau lagu ini menarik atau tidak. Jujur kuakui output sounds yang dihasilkan khas 80-90’an yang membuat lagu ini unik. Sedikit seperti Secret Graffiti hanya dengan tempo lambat. Entah kenapa aku sendiri malah teringat lagu-lagu Hawaii saat mendengarkan lagu ini. Cocoknya didengarkan di waktu santai, meski vokalnya tidak bisa dibilang soothing.

Rate :

流星ディスコティック Ryusei Discotique [Meteor Discotique] Shirashi Mai, Matsumura Sayuri – Normal Edition

Cukup saja. Hanya itu penilaianku. Jika harus kukatakan, Ryusei Discotique tidaklah spesial atau jelek-jelek amat, hanya jika mengekspektasikan sesuatu yang lebih setelah melihat siapa yang menyanyikan, lebih baik jangan kecewa. Terlebih ingat ketua SG ada disini, jadi siap-siap saja untuk tertawa.

Tapi jangan terlalu cepat berasumsi. Lagu ini secara mengejutkan menampilkan Sayuringo yang improve dari sebelum-sebelumnya. Entah yang improve itu dia aslinya atau autotune yang diset lebih tinggi, yang jelas kali ini masuk taraf bisa dinikmati, tidak sekacau Hakumai Sama. Maiyan? Well, masih dalam levelnya yang biasa. Overall, lagu ini terasa klasik dari segi aransemen, dan sama seperti Watabokori, cocoknya didengarkan saat santai.

Rate : 

忘却と美学 Boukyaku to Bigaku [Oblivion and Aestethics] Akimoto Manatsu, Takayama Kazumi unit – Normal Edition 

Dari intro saja lagu ini terdengar berbeda. Piano dan gitar elektrik memberi kesan pertama yang bagus. Bahkan vokal Manatsu terdengar tidak separah biasanya -autotune- malah termasuk bisa diterima. Memang jika disandingkan dengan Kaz jelas Manatsu tidak bisa berbuat banyak, tapi sejauh ini, dari preview yang beredar aku bisa mengatakan cukup berimbang.

Saat mendengarkan lagunya secara penuh, dari intro saja sudah bisa dipastikan kalau lagu ini berbeda. Dan kali ini formulanya berhasil. Berbeda dengan mayoritas lagu lain yang lebih slow atau EDM, Boukyaku to Bigaku membawa angin yang berbeda, yang harus diakui menjadi variasi yang menarik di album ini.

Rate : 1/2

Seifuku

Untuk album ini, ada seifuku khusus yang diperkenalkan. Sama seperti seifuku 16.5 yang dipakai setelah grad-nya Nanamin kemarin. Ada tiga model yang digunakan; dress dengan aksen garis hitam yang mengingatkan pada seifuku Natsu no Free & Easy, two piece dengan panjang rok khas seifuku musim panas Nogi, dan parka yang unik, kaena hanya menggunakan aksen dua garis di lengan kiri plus logo Nogizaka.

Secara keseluruhan, aku paling suka yang parka karena terkesan sporty dan berbeda. Untuk dua seifuku yang lain terkesan terlalu biasa. Masih belum jelas apa seifuku ini akan digunakan dalam promosi atau tidak.

Conclusion

Album ini dirilis disaat Nogi -entah iya atau tidak- sedang berada di puncak atas atensi publik untuk mereka. Jadi persepsi untuk album ini bisa berbeda. Diatas aku sudah mengatakan pendapatku tentang album ini terbagi. Terutama untuk topik album tahunan, ini adalah album ketiga Nogi dalam tiga tahun terakhir. Pertama, untuk iya, album tahunan adalah sesuatu yang bagus.

Kenapa? Satu, popularitas Nogi yang naik menjadi cash cow, dan fans butuh media untuk itu. Ada permintaan maka LLC menyediakan media, kali ini dalam bentuk album. Sejujurnya tidak salah juga, karena setelah melihat Bemars, jika aku manajemen aku tidak akan memaksakan sesuatu yang bisa menjadi bumerang untuk dijual ke fans.

Jembatan ini adalah proses, akhir jembatan sudah terlihat

Pilihan untuk idol group hanya dua; album dan drama. Variety adalah makanan sehari-hari, sementara gig selalu hanya untuk individu, bukan grup keseluruhan. hal ini berlanjut ke poin kedua; memberi kesempatan bagi unit yang tidak berhasil menembus coupling di tiap single. Dengan kata lain, bisa memberi exposure yang tepat bagi member. Hidden gems masih banyak yang tercecer.

Sementara untuk ketidaksetujuanku, membuat album tahunan bisa dikatakan sedikit memaksa. Dalam artian hal ini hanya untuk memenuhi demand pasar dan mengesampingkan kualitas. Which is always the case. Merilis single baru tiap 4 bulan saja tidak menghindarkan lagu-lagu yang tidak semuanya gold, sometimes it’s just brass.

Dari review diatas, kusimpulkan pendapatku tentang album ini adalah so-so. Purple Line Nogi sedikit bergeser dengan bumbu EDM, yang mana harus kukatakan sedikit membosankan setelah setahun terakhir menjadi tema utama. Jujur aku ingin melihat akustik lagi seperti Shibuya Blues, atau full rock seperti Oto ga Denai Guitar. Semakin stabil dan naiknya popularitas Nogi, yang harus dikorbankan adalah eksperimen yang benar-benar out of the box.

Yang pasti, mixed reviews untuk lagu-lagu di album ini. Beberapa bagus, beberapa alakadarnya. Tapi sekali lagi, review ini bersifat subyektif. Bagus atau tidaknya tergantung pada yang mendengarkan. Oh, dan ada polling, kalau saja kelewatan.

All images used is credited to it’s respective owners