Goose Egg Nugget

Wonderful World of Disney. Siapa yang tidak pernah merasakan impact yang dimiliki oleh perusahaan Amerika ini? Bahkan tanpa Disney, mungkin animanga tidak akan pernah lahir. Nah, I’m dead serious. Meski tidak pernah secara umum diakui luas, tapi pengaruhnya tidak sedikit seperti yang ditulis disini. Jadi jangan berpikir komik Amerika dan Jepang itu sama sekali tidak mirip atau berhubungan.

Call me childish, tapi bagiku sama sekali tidak memalukan untuk menyukai cerita kartun seperti ini. Kalau banyak orang dewasa menyukai Marvel Cinematic Universe, kenapa aku tidak bisa menyukai Duck Universe? Alasan yang sama kenapa kita ngidol? Karena kita suka.

Berikutnya, apa itu Goose Egg Nugget? Well, untuk menjawabnya aku akan bercerita sedikit. Tentu semua sudah tahu kegemaranku akan Disney terutama Duck Universe. Nah, tokoh favoritku adalah Scrooge McDuck atau disini kita mengenalnya sebagai Paman Gober. Yep, bagi yang tahu tak perlu dijelaskan panjang lebar dan bagi yang belum tahu, dia adalah antihero terbaik dalam sejarah komik Amerika.

Rich, stingy, old yet a duck of his words, Uncle Scrooge, the perfect antihero of all time!

Dalam versi Carl Barks dan Don Rosa, dua godfather yang berperan besar dalam Duck Universe, Scrooge tidak lahir sebagai orang kaya. Ya, dia berasal dari Klan McDuck yang bangkrut, hanya memiliki kastil tua di Dismal Downs, Skotlandia. Scrooge menjadi bebek terkaya di dunia lewat kerja keras, perjuangan selama 45 tahun untuk mencapai status itu.

Scrooge menjadi kaya setelah menemukan emas sebesar telur angsa di Klondike. Hal ini didasarkan pada lokasi sejarah nyata Klondike Gold Rush, yang mana akan kubuat artikelnya di masa depan. Penemuan emas yang diberi nama Goose Egg Nugget ini adalah titik balik dari kisah Scrooge McDuck dari penambang emas miskin menjadi bebek terkaya di Klondike.

Goose egg nugget adalah pembuka jalan bagi kerajaan bisnis Scrooge

Sebelum menemukan goose egg nugget, Scrooge selalu dirundung sial. Saat nyaris menjadi bebek terkaya di Montana, dia harus membayar seluruh hutang keluarga. Ramalan aborigin kuno membuatnya pergi ke Klondike sebagai penambang emas, dan disanalah dia menemukan ujung pelanginya. Di usia 30 tahun menurut timeline Scrooge, dia menjadi millionaire, dan dalam 5 tahun berikutnya adalah billionaire, atau di tahun 1902.

Goose egg nugget menjadi salah satu simbol Scrooge selain #1 Dime, Money Bin, atau Castle McDuck. Scrooge tidak pernah menjual atau menggunakan barang secuil goose egg nugget, menunjukkan dia menganggap emas ini lebih dari nilai monetarinya. Selain #1 Dime, Scrooge tidak memiliki barang lain yang dianggapnya lebih tinggi, selain potongan rambut dari Glittering Goldie.

Sama seperti Scrooge sebelum menemukan goose egg nugget, ada seseorang yang sepertinya masih dirundung sial meskipun memiliki kondisi yang terbilang favorable. Scrooge gagal mengklaim tambang tembaga Anaconda -ini tempat nyata- saat secara hukum dia adalah pemilik sah, member yang satu ini masih berkutat di habitat asli di Under meski memiliki banyak outside job diluar grup.

Ito Karin atau biasa dipanggil Mama Rocky ini masih termasuk dalam golongan member “asteroid” karena belum sekalipun menginjakkan kaki di senbatsu dalam 4 tahun. Ya, 4 tahun ini, Karin masih menjadi penggembira di Under, belum sekalipun ada tanda-tanda dia akan naik kelas dalam waktu dekat. Mirip dengan kisah panjang Scrooge sebelum dia menemukan goose egg nugget.

Cerita bergabungnya Karin ke Nogi bisa dikatakan adalah takdir. Dia gagal di audisi Gen 1, melihat performance Nogi dan memutuskan untuk ikut audisi Gen 2 yang mana dia lolos, dan jika melihat mundur lebih jauh, dia tersorot kamera dalam acara yang melibatkan Nogi, tak lama setelah Nogi terbentuk medio 2011-2012. Kalau ini bukan takdir, aku tak tahu apa namanya.

Setelah resmi bergabung ke Nogi, progress Karin bisa dibilang cepat. Karin menjadi member keempat yang naik status full member, dan satu-satunya yang belum merasakan senbatsu dari 5 member yang naik status sebelum 3rd Birthday Live. Progress Karin seolah berhenti setelah itu, dalam arti sebagai bagian dari grup dia terlupakan. Iori langsung senbatsu setelah dipromosikan, begitu juga Kiichan dan Maichun. Ranze mendapat senbatsu pertamanya lebih dulu dari Karin.

Tapi sebagai individu, Karin mendapatkan push dengan level yang terbilang tinggi untuk ukuran member 2nd row Under. Shogi Focus sudah menjadi “pekerjaan tetap” Karin sejak 2015 -this show is already 2 years old- yang mana bisa kukatakan berhasil membawa nama Nogizaka ke kalangan umum. Kalangan umum? Ya, karena shogi jelas bukan acara dimana umumnya fans idol akan melihatnya.

Hal ini terbukti akan lamanya Shogi Focus berjalan, dan Karin masih menjadi bagian darinya. Acara ini mengamankan atensi fandom padanya, dan beruntungnya, bisa bertahan selama ini. Namun jika dilihat dari sisi lain, Karin hanyalah bidak dari strategi manajemen untuk meraih pangsa pasar yang lebih luas. Kenapa aku bilang begini? Karena faktanya, selaih Shogi Focus, Karin tidak memiliki outside job lain.

Untuk ukuran member yang terus muncul di acara TV, popularitas Karin juga masih mentok di level Under. Hasil HS dari Influencer hanya mencapai angka 10/18, beaten to a pulp bahkan oleh member Gen 3. Sebagai perbandingan, Riria juga mendapat jumlah 18 blok, tapi berada di angka 17/18. Jika ingin lebih adil, rasionya lebih rendah dari Iori (09/13) atau Johnson (08/12).

Jika melihat track record seperti itu, satu-satunya yang bisa kukatakan adalah Karin tidak dekat dengan Dewi Fortuna. Jika dibandingkan radio, jelas acara TV bisa menjangkau lebih luas, apalagi dengan tema seperti shogi. Namun dengan dukungan seperti itu, Karin masih kesulitan untuk menembus level yang lebih tinggi.

Untungnya, Karin mendapat kesempatan kedua dengan menjadi anggota Sayuringo Gundan, yang mana bisa kusebut menghindarkan dia dari graduate lebih dulu. Jika bukan karena SG, aku tak akan heran Karin akan grad tahun lalu, karena dia sama sekali tidak mendapat kesempatan apalagi usianya termasuk salah satu yang tertua di Nogi. Late bloomer? Tidak sama sekali.

Sebelumnya aku mengatakan mengandalkan visual saja tidak akan berhasil di Nogi. Karin bukan pengecualian, apalagi dia terbilang kurang beruntung. Judging by faces, Karin adalah salah satu member yang fotogenik. Sayang, keunggulan visual itu dikompensasi dengan tinggi yang alakadarnya. Jika berfoto dengan member seperti Iori atau Maaya, Karin terlihat sangat pendek. But nobody’s perfect.

Selain fotogenik dan shogi, Karin punya satu senjata lagi; vokal. Tak perlu dikatakan bahwa vokal Karin terbilang mudah dikenali diantara member Nogi, hanya saja dia hampir tidak pernah mendapat kesempatan untuk mempertunjukkannya secara luas. Hanya di 46 Hours kemarin saja dia bisa, dan seingatku hanya itu footage dimana Karin bernyanyi di depan kamera.

Oh, tentu saja, aku merilis artikel ini karena ulang tahunnya yang sering dilupakan karena bersamaan dengan Naachan, kemudian Karin dan aku punya kesamaan sebagai pecinta Disney, selain itu berbagi tanda bintang yang sama, dan aku masih menunggu saat Karin pada akhirnya akan naik ke senbatsu. Entah kenapa aku punya firasat bahwa tahun ini adalah tahunnya. Sekedar harapan? Mungkin saja, tapi firasatku biasanya benar.

Kisah Karin sejauh ini seperti Scrooge yang masih selalu gagal. Tapi Scrooge menemukan jawabannya melalui ramalan aborigin kuno di Never Never, Karin menemukan ramalannya melalui Shogi dan SG. Tinggal emas yang belum ditemukannya, Apakah Karin akan segera menemukan goose egg nugget-nya?

All images used is credited to it’s respective owners