Wakatsuki’s Stage Works

Minggu ini tidak ada Nogizaka Kojichuu atau Keyakitte Kakenai karena slot waktu mereka diambil dengan adanya turnamen ping-pong yang melibatkan salah satu pemain Jepang. Nasionalisme. Nah, dengan absennya Kojichuu, untungnya DVD dari stage play Inuyasha yang diperankan oleh Yumi ❤ sudah diunggah jadi kebosanan di awal minggu bisa sedikit terobati.

Nah, setelah menonton stage play ini, mau tak mau aku membandingkannya dengan Vampire Knight dan Memories of Matsuko, dua stage play dimana Yumi juga pernah bermain. Mulai dari Vampire Knight, karena ini adalah stage play pertama Yumi. Dimainkan tahun 2015, disini berperan sebagai Yuki Cross, yah karena aku tidak mengikuti manganya, maka aku hanya bisa mengatakan Yumi berperan sebagai lead heroine.

Dengan pengetahuan nol akan manganya, sedikit banyak aku bisa fokus melihat kemampuan Yumi ketimbang terbawa akan alur cerita. Disini, memang diambil dari manga, dan aku tidak perlu mengatakan lagi bagaimana pendapatku soal LA. Karakter Yuki Cross yang menurutku cukup easy going tapi sedikit terbelah tidaklah terlalu menantang, jujur saja. CMIIW.

Salah satu bagian favoritku adalah saat Yumi mendapatkan bagian menyanyi solo. Meski tidak bisa dibilang menunjukkan kemampuan vokal yang superb, tapi cukup untuk mendapat nilai “bisa dinikmati”. Dan ini menjadi momen dimana Zero Kiryu (ROOT) dan Kaname Kuran (AKIRA) -dua male lead cerita ini- memperhatikan Yuki Cross.  Yah, cerita selanjutnya aku kurang bisa menangkapnya.

Lalu ada bagian dimana setelah duet dengan Zero, langsung duet dengan Kaname, dalam hal ini aku merasa improvisasi Yumi kurang terlihat. Antara teman dan senpai seperti tidak ada perbedaan dalam pembawaan, padahal jika melihat alur cerita seharusnya ada sedikit “riak” dalam hal ini. Di separuh akhir, antara Zero-Yuki-Kaname, mulai ada perbedaan, tapi tidak terlalu terlihat juga.

Saat cerita memasuki klimaks, yaitu saat Yuki memilih Zero secara emosi aku sendiri mulai terbawa dalam stage play ini. Terlambat memang untuk mendapat feel, tapi mau bagaimana lagi. Menurut review dari orang lain, stage play Vampire Knight termasuk adaptasi yang memuaskan. Dan meski buta untuk manganya, aku juga akan mengatakan hal yang sama.

Secara keseluruhan Vampire Knight termasuk bagus. Dari segi visual it’s stunning, efek audio bagus, dan AKIRA serta ROOTS terbilang menawan meski aku tak paham ceritanya. Sementara untuk Yumi, karena ini musikal pertamanya, jadi memang tidak ada ekspektasi tinggi. She did good, tapi masih butuh banyak perkembangan lagi untuk menjadi aktris yang lebih baik.

Beralih ke Memories of Matsukostage play ini dari awal cukup kontrovertif. Diangkat dari novel karya Muneki Yamada, filmnya sudah dirilis sejak 2006 dan diangkat ke panggung sepuluh tahun kemudian. Yumi dan Reika bermain sebagai Matsuko Kawajiri yang hidupnya penuh tragedi. Dari guru yang disukai berakhir menjadi pelacur dan dipenjara sebelum sampai pada akhir hidupnya.

Matsuko memiliki kisah cinta yang selalu berakhir tragis, entah karena laki-lakinya yang memanfaatkan Matsuko atau karena sifat Matsuko yang boleh dikatakan hopeless romantic. Selain itu sifatnya yang membutuhkan perhatian lebih akibat masa kecilnya juga menambah penderitaan Matsuko.

Beberapa kritik untuk cerita ini adalah bahwa perempuan tidak bisa bahagia jika tanpa laki-laki. Dalam stage play ini, panggung yang digunakan berbentuk + yang bukan hanya menarik secara menarik, tapi juga membuat akses yang lebih luas untuk melihat tragedi ini. Visual yang menarik menjadi kekuatan utama stage play ini.

Disini Yumi berhasil membawakan karakter Kawajiri Matsuko yang hidupnya penuh turbulensi. Kisahnya yang dimulai dan diakhiri dengan tokoh Ryuichi menunjukan sisi emosional yang membuat penonton ikut terhanyut. Terlebih saat Matsuko dan Ryuichi mulai saling memperhatikan, Ryuichi meninggalkannya dan membuat Matsuko memasuki fase terakhir dari nasibnya yang nahas.

Intinya, Yumi berhasil membawakan karakter Matsuko, hanya saja jika tragedinya tidak terlalu banyak mungkin akan lebih baik. Satu dua tragedi masih bisa dinikmati, tapi saat loncat ke masa setelah Matsuko menjalani hukuman penjara, ceritanya menjadi membosankan dan mudah ditebak akhirnya -Matsuko mati dipukuli- dan impresi akan kekuatan akting Yumi yang layak dipuji jadi menurun.

Cerita Memories of Matsuko memang bukan untuk semua orang, terlebih ini adalah stage play dimana mudah membuat bosan jika tanpa pancingan. Memories of Matsuko memiliki alur yang naik-datar, jadi saat melihat kemampuan Yumi berakting dramatis, terkadang jatuhnya malah membosankan karena sering diulang-ulang.

Dibandingkan Memories of Matsuko, Inuyasha jauh lebih mudah untuk kuresapi karena dulu termasuk manga favoritku. Meski begitu, kekecewaan akan live action Inuyasha sebelumnya juga membuat pandanganku terhadap stage play ini cukup jelek pada awalnya. Dan jujur saja setelah melihat foto yang dirilis pertama, aku tidak bisa bilang aku excited.

Nah, berperan sebagai Kagome Higurashi yang ceriwis, Yumi bisa memainkannya dengan baik. Hal ini terlihat dari saat dia masuk ke dunia Inuyasha, meski tidak sekomik seperti manga atau anime, karakter Kagome bisa ditampilkan dengan impresi baik. Bagaimana dia mengetahui Shikon no Tama harus dikumpulkan dan bagaimana berempati pada sosok manusia Inuyasha, tapi tetap dengan karakter panas Kagome.

Bagaimana Kagome menyikapi hubungan Inuyasha dengan Kikyo juga bisa dibilang sesuai dengan gambaran yang diberikan Takahashi Rumiko. Selain itu, Kagome yang di awal sedikit ragu setelah kejadian Sesshomaru dan Kikyo sebelum bertemu antagonis utama Naraku menjadi yakin untuk melawannya -meski sempat ditipu Inuyasha- menunjukkan profesionalitas Yumi akan karakter.

Berbeda dengan Vampire Knight, kali ini aku lebih mengerti cerita dan karakternya jadi bisa fokus pada bagaimana Yumi membawakan sosok Kagome. Aku harus mengatakan perfect untuk ini. Karakter dan emosi yang ditampilkan mirip dengan manganya, hal ini sering bisa menjadi bumerang, untungnya Yumi berhasil menarik keluar sisi Kagome dengan baik.

Secara keseluruhan, Inuyasha menggambarkan bagaimana manganya ke dalam LA dalam level yang bisa diterima. Bagaimana pemeran bisa memvisualisasi karakter dalam buku layak dipuji. Karena aku mengetahui jalan cerita manganya, maka kredit lebih untuk stage play ini. Bagaimana Sesshomaru di awal dan kemunculan Naraku juga digambarkan persis, dengan penampilan visual yang menarik.

Dari tiga kali stage play, tiga kali pula Yumi memberikan impresi berbeda. Juga menunjukkan perkembangannya dalam tiga tahun ini. Dari sekedar menjadi heroine yang tidak memberi impresi, lanjut ke heroine penuh tragedi dan salah satu karakter gadis cepat naik darah yang paling terkenal. Setelah Inuyasha, dia akan kembali mendapatkan stage play Smart Moteryman Kouza akhir tahun ini. Layak ditunggu bagaimana dia akan memberi kesan di kesempatan keempatnya.

All images used is credited to it’s respective owners

83 Comments

    1. Ih gitu aja sensian,,ane kan cuma bilang pundak😆😆😆😆
      Lagian salah sendiri ngapain pamer2 segala,pakai basah pula tu

      Like

  1. Komen ane soal Inuyasha ditunda dulu, blum sedot soalnya XD

    Matsuko ane lupa2 inget, ane dah sedot, nonton trus ane hapus filenya atau ane emng blum pernah sedot ya? soalnya gk ada filenya di folder stagepaly Nogi ane

    Yg Vampire Knight, file ada, udah nonton cuma lupa2 ingat XD
    Ane nontonnya klo gk salah dicepet2in, dan yg ane inget cuma adegan yg ada disalah satu gmbar diatas, yg leher Yumi kyk diciumin dan ane sempet “wow” sbelum akhirnya tau klo yg nyiumin leher Yumi ternyata Dansho XD

    BTW sedot file Inuyashanya dri mana nih?

    Like

    1. Ya ane maklumin deh kalau belum sedot soalnya *gak jadi deh, gak tega ngomongnya XD

      Ingatan ente kaya gajah XD

      Yep, ini yang sempat jadi senjata buat nyerang ane #menolaklupa 😎
      Dibilangin itu danso juga masih dibully ane dulu XD

      Itu ada watermark segede gaban masa gak keliatan sih pak XD

      Like

    2. Klo stage Iku mungkin ane langsung meluncur ke warnet, berhubung bukan jadi ane masih bisa nahan buat ditunda XD

      Kyaknya kehapus, klo mau download lgi dmn ya? ente kemarin sdot dmn?

      Hahaha, sapa yg nyerang?
      maksa amat buat nyerang, dah jelas2 danso masih dipake bahan buat nyerang XD

      Astaghfirulloh, ane gk klik tdi gambar2nya, dari situ ya, oklah XD

      Like

    3. Emang kalau ada, meluncur ke warnet, kuat tuh jari buat klik “download” XD

      Bilibili.

      Komen gak tau diri ente ini XD

      Dimana2 udah ada sih, tapi ane milihnya yang langsung gak pake ribet XD

      Like

    4. Loh klo file yg berhubungan dgn bini2 atau adek2 ane gk perlu nunggu ke warnet, ane rela kuota ane terkuras XD
      Klo cuma klik tombol download mah jari2 ane kuat, ntar mau klik play nya paling yg lemes XD

      Oh, linknya? XD

      Knp ane gk tau diri? emngny apa yg telah ane perbuat? XD

      sizenya 1GB-an?

      Like

    5. Belagu. Kalau kejadian beneran palingan nangis berember2 XD

      …….
      coba manfaatkan internet anda lebih dalam XD

      Apa yang telah ente perbuat sama ane udah dibales dalam bentuk Romeo XD

      Per file 1 GB, kualitas 720p.

      Like

    6. Dah bbrp hari ini ane gk kewarnet, download pake kuota, lagi khilaf ane XD

      Ayolah, bantu ane yg malas ini XD

      Inuyasha Inuyasha, tolong bantu ane XD

      Mak, 1GB, file yg bukan ada bini atau adek ane? Hmmmm XD

      Like

    7. Entar pas lebaran ente bermaksud melongo mandangin toples jajan gak ada kuota? XD

      TUkeran link aja, ente kasih stageplay bini ente, ane kasih stageplay bini ane XD

      Gak mempan wek XD

      Gaya pake mikir, udah pasti gak bakal sedot aja XD

      Like

    8. Loh, jgn tiba2 curhat keadaan ente dong 😀

      Mau stageplay yg mana, tinggl sebut, kecuali R&J sma Mis, ya blum ada 😀

      Emngnya ane ngapain kok pake mempan gk mempan sgl, ane kan cuma minta tolong sama Inuyasha, ada beras yg mau diangkut 😀

      Kmungkinan sedot ada, yg blum tau itu bakal dikoleksi atau habis nonton langsung hapus 😀

      Like

    9. Loh kan biasanya ente anak warnet jadi anak kuota, makanya itu ane tanya nasib ente entar gimana pas lebaran 😀

      Selain dua itu emang ada? 😀

      Ciah yang kalah perang 😀

      Sedot pake kuota terus hapus gak pake ditonton, biar greget 😀

      Like

    10. Ya pas lebaran gk gmn2, aman hidup ane, dompet tipis? tinggal jalan kerumah sanak sodara yg kira2 bisa kaish amplop dengan isi lumayan 😀

      Loh loh loh, selepe amat sma bini ane Ikukuh
      Niji no Prelude
      Princess Knight

      Emng ini lagi perang? 😀

      Bukan greteget itu namanya, tpi Baka 😀

      Like

    11. Inget umur, gak malu? 😀

      Ya mana link, ada apa enggak? 😀

      Perang balas dendam 2 tahun lalu. 😀

      Ya emang ente baka kan? Ini ngomongin siapa coba? 😀

      Like

    12. Demi kehidupan yg lebih baik, rasa malu harus disingkarkan sejenak 😀

      Lah, ente mau yg mana?
      Ente aja blum kasih link ke ane

      Duh, masa lalu bairlah jadi masa lalu, mari menatap masa depan 😎

      Sori ane gk baka, klo ane baka trus bini ane baka, keluarga sprti apa yg akn terjadi 😀

      Like

    13. Kehidupan yang lebih baik? Bahasa ente ketinggian 😀

      Paling utama R&J sih 😀

      Enak di ente gak enak di ane. Untung mas Ohno udah membalaskan 😀

      Ya situ yang ngalamin kok tanya ke ane 😀

      Like

    14. Oh, ketinggian ya buat ente? sori 😀

      Ya klo itu ya mana bisa ane kasih, wong dvd/bd blum rilis, trus blm ada pihak2 yg nyiarin, bersabarlah 😀

      Ente brrti sosok yg gk bisa move on 😀
      Mas Ohno, kenal dekat kyknya 😀

      Ya makanya, cukup bini2 ane aja yg sebgian Baka, ane mah enggk 😎

      Like

    15. Ketinggian buat menggambarkan kehidupan ente 😀

      Sampe kapan? 😀

      Sakitnya tuh dimana2 😀
      Enemy of my enemy is my friend 😀

      “Sebagian” baka? Sebgaiannya itu berapa persen? 😀

      Like

    16. Apa perlu ane tunjukin buku nikah kami? 😎

      Mau bayar royaltinya gmn?
      mau kirim lewat pos rumah ente gk ada di map, bingung mau nulis alamtnya
      mau transfer, ente gk punya rekening
      mau ketemu langusng, ane terlalu sibuk 😎

      30% bakanya ya masih jauhlah dri kata idiot 😀

      Like

    17. Ayo deh tunjukin 😀

      Bilang aja alasan sebenernya “gak ada duit” elah pake alasan segudang 😀

      Ya udah makanya baka itu paling tepat 😀

      Like

    18. Sayang, itu gk akan trjadi utk saat ini, krna ane dah menutup diri soal kehidupan keluarga kecil nan bahagia ane dri hiruk pikuk dunia luar 😀

      Klo dah tau alasannya knp maish minta royalti? 😀

      Baka istri2 ane cuma akting 😎

      Like

    19. Ngeles aja 😀
      Keluarga “kecil”??? Terus yang “besar” gimana? 😀

      Biar sedikit ngerasa lah ente 😀

      Kalau gitu aktingnya mantep, bisa menipu sampe segitunya 😀

      Like

    20. Itu satu kampung ya? 😀

      Ane kan cuma membalaskan apa yang ane rasakan dulu 😀

      Makanya bisa kissu2 sama Romeo gak pake perasaan, tapi menghayati 😀

      Like

    21. Ntah, gk kenal ane, om google yg kenal 😀

      Ternyata, tukang balas perasaan 😀

      Si romeo nya menghayati, klo iku mah enggk, dia hanya bisa menikmati dan menghayati klo sma ane 😎

      Like

    22. Bukannya itu sosok pria idaman ente 😀

      Iya dong, kalau gak gitu perasaan Yumi ke ane gak bakal terbalas dong kalau ane gak terima dia 😎

      Itu kan kalau sama Romeo, kalau sama Mozart pasti beda cerita 😀

      Like

    23. Pria idaman ane? Ane masih normal loh 😀

      Ane boleh muntah? 😀

      Ya sama aja lah, kan ane dah bilang ” dia (iku) hanya bisa menikmati dan menghayati klo sma ane
      Nampak x lah admin sini tukang kompor 😀

      Like

    24. Semboyan ente kan banyak bini banyak rejeki 😀

      Muntah di tempat sendiri sono, disini WC-nya ekslusif 😀

      Iya deh soalnya belum ada link jadi ane gak bisa nonton juga 😀
      Kalau gak kompor gak rame 😀

      Like

    25. Meski gitu, bukan brrti bakal amat teramat banyak juga, ane selektif juga loh 😀

      WC disungai aja sok2an bilang eksklusif 😀

      “Gk kompor gk rame” <- Terbukti aktivis kompor sejati

      Like

    26. Knp ketawa? gk percaya, klo gk percaya, Yumi, Aka, Asuka, Bebitan dgn hanya jentikan jari dah bisa ane miliki 😎

      Berlapis emas kuning yg “itu”? 😀

      Ketawa diatas kesusahan org lain? kok ane gk heran ya klo Yumi n Aka brkrakter yankee, trnyta gini didikannya 😀

      Like

    27. Bukannya justru sudah buasa yg jd wktu yg tepat untuk berdelusi? 😀

      Ane gk suuzon, ane nanya, kan ane paka tandan baca “?” 😀

      Entah harus bangga atau miris 😀

      Like

    28. Kirain ente delusi itu karena laper 😀

      Ane harus mencerna kalimat ente dan belum mendapat pencerahan dari typonya 😀

      Yang penting punya karakter 😎

      Like

    29. Setdah, klo gra2 laper, brrti sepanjang waktu dong ane delusinya 😀

      Kyknya pernah ane bilng, hnya orng2 yg ber-IQ lebih dari 180 yg bisa mengerti komen ane 😎

      Yumi sama Aka hanya korban dri krakter ente 😀

      Like

    30. Delusi itu hnya utk orng2 yg kkurangan gizi aakn cinta.
      Sedangkan ane, hari2 gizi cinta ane trpenuhi, 7 sehat (baca: bini2 ane), 5 sempurna (baca: adek2 ane) 😎

      Pattrick lbih tepatnya, puas?!

      Masih nyangkal aja 😀

      Like

    31. “5 ini siapa aja ya” kasih tau gk ya~ 😀

      Dah pintar, dermawan lagi, sosok panutan sejati 😀

      Kan ente yg kyk kogoro, suka bikin analisi ngasal 😀

      Like

    32. Klo situ yg rajin, ane yg males jelasin 😀

      Warna cinta 😀

      Ente itu perpaduan kogoro+yamamura 😀

      Like

  2. Belum pernah nonton semuanya. Entah akan ambil atau ga, karena kalo stageplay begini, terlalu artistik dan bikin ane pengen muntah. Sulit untuk mencerna dan menikmatinya. Lebih enak ke film, kalo ane. 😀

    Like

    1. Lah? Kirain malah udah nonton semua. Dari tiga stage play ini, yang paling ringan ya Inuyasha, soalnya efeknya lumayan bagus dan video yang gentayangan jauh lebih jernih daripada Vampire Knight atau Memories of Matsuko.

      Like

    2. Ya emang selera2an kalau yang kaya gini. Pernah nonton La La Land? Kalau itu kuat nontonnya berarti bisa nonton stage play 😀

      Like

    3. La La Land belum pernah, liat trailernya udah ga semangat. Tapi ada Les Miserables, yg Anne Hataway, ane masih kuat nonton sampai setengahnya. Jadi mungkin Inuyasha kuat juga, ya?

      Like

    4. Nah, kalau La La Lan yang ini https://goo.gl/bf9vg3 XD

      Anne Hathaway terlalu hot untuk bisa konsen ke musikalnya 😀
      Inuyasha ceritanya enteng, mungkin juga faktor ane tau cerita dan karakternya tapi overall gak seberat Memories of Matsuko.

      Like

    5. “Content Warning

      Some readers of this blog have contacted Google because they believe this blog’s content is objectionable. In general, Google does not review nor do we endorse the content of this or any blog. For more information about our content policies, please visit the Blogger ”
      Tapi tetep, ane simpen. 😀 Ane udah ngincer kakinya sejak Guam. 😀

      HBD! 😀
      Ntar, coba ane download setelah ambil Zankoku na. Semoga bisa tahan nonton gituan. 😀

      Like

    6. Cih, pake dicopy segala tulisannya, ujung2nya save juga 😀

      Dari zaman Devils Wears Prada, cuma Anne Hathaway yang bisa bikin panas dingin. ScarJo lewat 😀

      Lah emang gak tahan kenapa? 😀

      Like

    7. Ane kan image hoarder, ya ane sikatlah. Apalagi dia lagi menarik akhir2 ini. 😀

      Pernah liat tapi lupa ceritanya. Ane bingung bedain Devils Wears Prada dan Confession of a Shopaholic. Hampir sama kan? Kalo Anne Hataway, ane pertama liat di Get Smart mungkin.

      Stageplay dan musikalnya itu, ga tau bisa tahan atau ga. 😀

      Like

    8. Bilang aja insting serigala makin liar 😀

      Ane gak pernah liat Confession of Shopaholic, tapi dari sinopsis yang ane baca sih kayanya beda.
      Get Smart lumayan ngakak, tapi lebih ngakak pas liat Anne Hathaway di Princess Diaries 😀

      Efek sampingnya palingan ngantuk 😀

      Like

    1. Kalo Linknya Di Aidoru Masih Ada Gan 🙂

      Btw Ternyata Ane Juga Punya File Stageplay Lain Selain Joshiraku Yaitu Principal Sama Principal Deux 😀

      Like

    2. Berarti agan lagi beruntung, biasanya file lama susah downloadnya kecuali yang freeleech

      Makin jadi urban legend dah stage play Ikuchan 😀

      Like

    3. Ane Dulu Pernah Nemu Link File Yang Seedernya Dikit Banget Gan Tapi Meskipun Begitu Ane Tetap Sabar Lanjut Download 😎
      Kalo Gk Salah Itu Link Salah Satu Konsernya Momokuro Yang Sizenya 30 GB…

      Ane Emang Kurang Demen Nonton Stageplay Gan Soalnya Gelap…

      Like

    4. Ane file paling gede pernah dowload file iso dari Macintosh OS X, 7-8 GB seedernya cuma 3, berjamur di hotspot gak kelar2 😀

      Alasannya ambigu nih, “soalnya gelap” 😀

      Like

  3. Yg vampire night ane g liat & g sedot krn ane g trtarik ama vampire, i’m #teamjacob 😀
    Memories of matsuko, tata pnggungx suka bgt buat ksih kesan intens ke penonton dtmbah ini genrenya drama. Suara waka msih trdengar maskulin dbbrpa part jd agak ksih image beda dri karakter si matsuko itu sndiri. Dan yah mnurut ane kesan majime blum bsa hilang dri waka distage ini. Ini jg kali jd slah satu alasan knp waka jrg kepilih pas principal dlu. Tp facial expressionx udah cukup baik sih.

    Inuyasha, lgi2 suara waka yg jd sdikit ganjalan bgi ane. Krn di otak ane udah trtanam suara kagome yg kawai2 sdangkan waka yg rada maskulin dan bulet.
    Tahun ini tahun kejayaan buat karir stageplay waka, 3 peran stageplay dlam 1 tahun. Yg ane khawatirin cuma 1 yaitu pendalam dri tiap karakter yg dia peranin.
    Syg y joshiraku yg 2016 dan principal trois blum rilis tv/dvd y, pdhal ane pngen liat dy main di genre comedy. Udah brp stageplay sih yg udah dmainin waka dri awal smpe skrg?

    Like

    1. Makanya suka main di kosan kandang serigala 😀

      Ane dari dulu gak pernah dapet suara Yumi tuh dibilang maskulin dari mananya? Apa karena suaranya rada berat?

      Mungkin kalau udah nonton filmnya Memories of Matsuko ane bisa cari perbandingan yang lebih, tapi karena nyarinya susah jadi gak bisa ngebandingin Matsuko di layar lebar sama di stage play.

      Kalau di luar suara, gimana performance Yumi sebagai Kagome?

      Ane bilang untuk pendalaman karakter sejauh ini masih bisa diterima, seenggaknya secara emosi masih bisa kena. Tapi karena ini bukan film, yah harus diterima aja liat emosinya dari long shot.

      Ya tiga ini doang kalau gak ngitung Principal.

      Like

    2. Yakali kandang srigala sebelah isinya macam jacob smua, ane cma kejeblos aja dstu trus g bs blik lg gra2 mrk nawan para oshi ane 😀

      Suara waka bukan hnya berat tp bulet jd ckup identik ama suara2 yg maskulin gtu,mnrut kping ane sih 😀
      Perform waka sbg kagome ane akuin emang udah ckup total, perwatakanx udah dperanin ckup baik pula, hanya saja bagian facial expression ane krg jelas krna mngkin pngambilan kamera dan tata panggungx jg, beda dg yg matsuko krn panggungx ckup beda dri biasanya jd bs lbih intens kamera ngambilx. Dan sbenerx ane g cma fokus ke waka aja sih ane juga merhatiin bgt junna. Dy kan ckup newbie dbidang ini krn bru main 2 stage dan untungnya dstage ini ada yg nayangin jd ane ckup excited buat merhatiin dy.

      Bner,krn g ada referensi lain jg jd g bsa mmbandingkan karakter yg dperanin jg.

      Yakin cma 3 gan?
      Awas dri prtanyaan ane diatas mngandung jebakan lho y? 😀

      Like

    3. Jacob udah dilarang masuk sama yang punya kosan soalnya deketin Ikuchan mulu 😀

      Artinya Yumi pass kan jadi Kagome? Secara keseluruhan berhasil jadi Kagome.
      Kalau Junna gimana pendapatnya? Ane cuma sedikit keganggu sama maskara merahnya, soalnya Kikyo gak pake begituan. Kalau dari performance sama durasi sih ane bilang bagus.

      Ada yang punya link filmnya Memories of Matsuko?

      Inumen maksudnya?

      Like

    4. Deketin ikuchan mulu ato g pede saingan ama jacob? 😀

      Iya,waka udah pas meranin kagome yg meledak2 skaligus manis. Justru junna yg bikin ane trkesan mngkin krna blom ada track record seblumx kali y jd expectasix g muluk. Intonasi dan perubahan suara junna dri lembut ke tegas/marah sgt pas. Trus peralihan karakter kikyo yg lembut-anggun ke marah jg bagus yg jlas junnah akan sgt cocok klo dpt peran yg seductive. Ane jg smpet shock ada adegan kissu walopun hnya angle doang sih tp kan ttep aja jarakx itu deketan dan bs mrsakan hembusan nafas stu sama lain. 😀
      Kurangnya junna mngkin bagi ane facial expressionx yg kdg msih ada yg dthan itu aja sih. Nih anak prlu dkasih ksempatan lg macam gini krn bakat dy udah ada,bisalah jd penerusx waka 😀
      Dan soal eyeliner merah bs sbg memperkuat watak yg dperankan slain itu pncahayaan yg dpake kan typical yg remang2 cenderung gelap jd mngkin utk ngasih efek tajam ke mata aja kali y. lagian mata junna itu kecil dan sipit jd prlu ada perombakan make up yg sesuai utk mmunculkan karakterx.

      Eh,matsuko pernah dbuat film? Tahun brp?
      Klo tahun jadul ane nyerah,linknya mirip nyarih jarum ditumpukan jeramih

      Iya,ama joshiraku 2016 yg merani jd tetora. Sbenerx seru jg liat keahlian akting para mmber di awal2 dlu, dri culun pas principal smpe skrg.👍

      Like

    5. Silakan tanyakan pada orangnya sendiri 😀

      Junna sebenernya jauh lebih provokatif disini. Asli dari ekspresi sama suara dapet pas peluk2 Inuyasha abangnya mana nih 😀
      Atau mungkin Junna cocoknya jadi karakter sadis macam ini, bisa stuck di satu karakter doang tapi ya sebagai langkah awal cukuplah.
      Masalahnya, di animanganya juga Kikyo itu sipit, jadi menurut ane gak perlu terlalu berlebihan. Tapi karena ini stage play kali ya makanya sedikit over make up?

      1. Ratingnya dari IMBD tinggi bener.

      Joshiraku ane cuma nonton sekali dan filenya udah ilang. Gak ada sub kurang paham alurnya 😀

      Like

    6. Make up buat panggung emg beda gan, agak dilebihin dikit utk ngasih kesan dramatis dan mmperkuat tiap krakter jg. Cma y itu kdang pemainx ada yg cocok kdang y g 😀

      Justru joshiraku itu paling simple alur dan critanya krn nyeritain kehidupan sehari2 5 karakter joshirakunya,bahasanya jg bahasa sehari2.

      Like

    7. Iya sih, ngeliat Naraku & Miroku pake make up setebel itu juga bikin ane risih 😀

      Ane kurang bisa nangkap komedinya soalnya kalo gak ada subs 😀

      Like

Leave a comment