Sakamichi Review : Onna wa Hitori ja Nemurenai

MV yang ditunggu-tunggu dari Nigemizu akhirnya rilis juga. Onna wa Hitori ja Nemurenai yang digunakan sebagai promotional song untuk film Wonder Woman di Jepang menjadi topik panas belakangan ini. Yah, jika ingat dengan apa yang terjadi di Wreck-it-Ralph beberapa tahun lalu ini wajar saja.

Nah, di MV ini, dengan terlibatnya Diana Prince di dalamnya, harus kuakui aku menaruh ekspektasi yang cukup tinggi. Well, aku belum melihat film Wonder Woman, tapi sebagai salah satu DC-stan, maka kuharap bisa melihat Diana -Gal Gadot bolehlah- meski hanya sekilas disini. Sayang, masih terlalu muluk. Selain itu, DC movies are usually shit, bar The Dark Knight.

Di MV ini influence dari Wonder Woman hanya di kostum, yang mana juga tidak banyak terlihat dengan jelas. Sementara dari judul, well, lebih mirip Star Sapphire atau Terra ketimbang Wonder Woman. Diana Prince yang kukenal cukup tegas untuk membunuh Maxwell Lord karena dia mengendalikan pikiran makhluk terkuat di Bumi, yaitu Superman. Tapi dari judul lagu ini, jelas bukan Diana.

Well, itu dari judul, karena dari lirik sebenarnya cukup bagus. Yang lain, karena berkaitan dengan film, sementara aku sendiri belum menontonnya, jadi ada beberapa hal yang tidak kumengerti. Seperti billboard bertuliskan TKИЛФНОК atau yang jika dibalik menjadi КОНФЛИКТ atau konflik dalam bahasa Rusia.

Tema utama MV ini adalah post-apocalypse, yang mana tidak mirip dengan sinopsis Wonder Woman yang kubaca, dan trailer tentu saja. Tak heran banyak yang menyamakan ini dengan Bokutachi wa Tatakawanai, yang bertema sama. Yah, yang paling membuatku mengerutkan kening adalah kenapa temanya seperti ini padahal filmnya tidak.

Scene pembuka yang menampilan bunga kristal, dunia post-apocalyptic, dan billboard baru bisa sedikit dimengerti setelah melihat keseluruhan. Jadi, lompat ke scene dimana MomoYoda terbaring dengan kostum -don’t tell me– Amazonia. Bagiku ini lebih seperti kostum Rey dari The Force Awakens. Tidak ada penjelasan bagaimana mereka bisa terkapar kecuali mereka keluar dari billboard.

Tak lama, datanglah native dari dunia post-apocalyptic ini -aku juga tak mengerti fashion mereka, jubah karung goni dipadu hotpants/rok mini?- dan memberi minum MomoYoda yang menyadarkan mereka. Dan seperti premis di film, saat sadar dari pingsan di tengah orang yang tidak dikenal, maka harus waspada. Disini MomoYoda mengeluarkan sparks dari tangan mereka -yang sejauh aku ingat, Wonder Woman versi komik tidak memiliki kemampuan ini-

Entah karena efek mereka terdampar (?) maka kekuatan MomoYoda tidak berfungsi. Mereka juga tampak kebingungan melihat billboard, pada dua pedang yang di scene pembuka ada bersama mereka. Singkat cerita, mereka dirawat oleh member Nogi untuk sementara waktu.

Seiring waktu, MomoYoda membiasakan diri di shelter Nogizaka. Kekuatan mereka berangsur pulih, ditandai dengan Momoko yang berhasil mengeluarkan bentuk seekor hummingbird dari sparks, begitu juga dengan kekuatan Yoda untuk menghidupkan kembali bunga yang mati -untuk ini, dalam pandanganku hanya imitasi berbentuk kristal-

Sayangya, thugs muncul, dan mereka yang seperti tidak suka dengan adanya bunga yang dibuat Yoda -simbol harapan?- menghancurkan potnya. Disini kekuatan MomoYoda memanggil pedang di billboard dan membunuh thugs, meski tidak diperlihatkan secara jelas. Hal ini baru jelas di scene terakhir.

Selanjutnya adalah dance scene, yang jujur saja under expectation. Well, tidak separah dance scene dalam training seperti di Bokutachi wa Tatakawanai sih, tapi permainan kamera disini sedikit over, belum lagi set yang terlalu bersih. Yang paling minus, koreografi yang terlalu lembut untuk MV bertema seperti ini dan untuk image Wonder Woman.

Scene terakhir tidak memperlihatkan bagaimana kekuatan MomoYoda membunuh langsung para thugs, tapi ternyata memberi member senjata untuk mengalahkan mereka. Hal ini korelasi dengan liriknya. Liriknya bisa dilihat disini. Yang pasti, jalan cerita lirik dan MV sesuai, tema utamanya adalah kemampuan seorang wanita untuk berjuang, tapi tidak seindependen Diana Prince.

Well, jika dibandingkan Nigemizu, Onna wa Hitori ja Nemurenai jelas berbeda. Nigemizu menceritakan tentang masuknya MomoYoda dalam realm Nogizaka, sementara MV ini adalah untuk kepentingan promo Wonder Woman, target pasarnya berbeda. Juga dengan kompromi yang harus dibuat.

Jika dilihat dari sudut pandang Nogizaka, Onna wa Hitori ja Nemurenai sebenarnya menarik. Tema post-apocalypse tidak pernah digunakan Nogi selama ini -well, aku berharap Keyaki duluan- dan memberi angin yang berbeda. Sayangnya, masih banyak aspek “setengah hati” untuk MV ini, mulai dari lagu, koreografi, hingga dance scene yang meh.

Sekali-sekali MV seperti ini untuk Nogizaka memberi kesan bahwa image mereka bisa tough juga seperti adiknya, tapi sayang perjudian ini gagal. Nogi masih terkesan terlalu soft. Bisa kukatakan MV ini hanya akan menang dari sisi promosi, dan ini adalah Hukum Pertama LLC, jadi telan saja lah. Soal kemampuan akting, aku tidak bisa bicara banyak karena memang tidak tertangkap maksimal disini.

Sementara jika dilihat dari sudut pandang promosi film, jika memposisikan diri sebagai orang awam, aku akan kecewa jika menonton film setelah melihat MV ini. Pertama dari segi lagu, judul lagu ini tidak sesuai dengan image Wonder Woman, meski dari liriknya cukup bagus. Tapi siapa yang akan mau susah-susah mencerna makna lirik?

Selain itu dari trailer, aku tidak menemukan adegan seperti ini di filmnya. Apalagi dari plot film ini, ceritanya adalah flashback ke PD I, bukan post-apocalypse. Bisa dibayangkan perasaan ditipu itu bukan? Well, ditipun mungkin sedikit keras, katakan saja, kecewa.

Beralih ke konklusi. Nilai positif untuk MV ini mainly just money. Wonder Woman menjadi must-seen movies untuk 2017. Cap certified fresh dari RottenTomatoes cukup membuktikan demam Wonder Woman. Meski harus kukatan Nogi mendapat benefit paling banyak kali ini, karena saat film ini menjadi tren, mengisi lagu promosi akan membuat mereka dikenal lebih jauh oleh publik.

Nilai negatifnya, MV ini tidak memberi banyak. Clear as mud. Lebih mirip dikatakan alternate universe dari storyline Nigemizu, hanya peran MomoYoda diperbanyak. Nah, sebagai promotional song dari Wonder Woman pun tidak mengesankan. Kurang greget. Padahal promosi untuk ini bisa dibilang jor-joran. Rasanya LLC terlalu percaya diri sampai berjudi seperti ini.

Tapi untungnya, mempertimbangkan nama Nogizaka, kegagalan sebagai artis yang ditunjuk untuk mengisi promotional song dari film sukses tidak akan mencoreng nilai jual mereka. Sejak awal, lagu semacam ini hanya sebagai fanservice dan ujicoba, berhasil ya syukur, gagal ya oke. Malah mereka tetap akan mendapat benefit dari segi nama yang lebih dikenal publik.

Pendapat finalku tentang MV ini adalah kekecewaan. Lebih karena diriku sebagai DC-stan. Saat pertama membaca kisah Diana membunuh Maxwell Lord 9 tahun lalu -so real, I assure you- maka bayanganku tentang Wonder Woman adalah tough cookie. Jadi image yang jadi terkesan soft seperti ini membuatku kecewa. Sebagai Nogi-stan, tidak ada keluhan berarti.

Untuk pendapatku tentang lagu, nantikan saja Sakamichi Review untuk full single Nigemizu. Stay tuned.

All images used is credited to it’s respective owners