Diana

Bulan Agustus sudah hampir berakhir, tepat 20 tahun lalu, tidak ada yang menyangka bahwa akan terjadi peristiwa yang mengguncang dunia, literally, mungkin salah satu yang paling besar dalam sejarah. 31 Agustus baru saja datang, dan di Paris, sebuah kecelakaan terjadi.

31 Agustus 1997, 00.23, di terowongan Pont de l’Alma, sebuah Mercedes Benz S280 menabrak pilar 13 terowongan setelah hilang kendali dalam kecepatan 105 KM/H. Tabrakan kepala mobil dengan pilar menewaskan dua penumpang seketika, dua masih bertahan saat kecelakaan. Sepintas tidak ada yang istimewa dari berita ini, tapi lain cerita jika penumpangnya adalah Princess of Wales.

Menjadi headline surat kabar di seluruh dunia

Diana Spencer, mantan istri dari Pangeran Charles, penerus tahta kerajaan Inggris menjadi penumpang di mobil itu. Dan jika kalian bertanya-tanya kenapa seseorang yang hanya “mantan istri” menjadi topik utama? Jawabannya mudah saja, Diana adalah The People’s Princess, seorang putri yang juga selebritis dunia.

Masuknya Diana dalam sorotan dunia berawal saat Pangeran Charles, literally the world most eligible bachelor, mengumumkan pada pers bahwa dia menaruh perhatian pada seorang remaja yang bekerja di sebuah taman kanak-kanak di London. Tidak lain dan tidak bukan adalah Lady Diana Spencer. Putri dari keluarga Spencer yang dekat dengan royalti Inggris selama beberapa generasi.

Langsung saja pers menyambut berita itu, dan rakyat Inggris yang merasa Charles sudah waktunya menikah langsung memberi restu atas pasangan ini. Tak lama sejak perkenalan pertama mereka di 1977, Charles, 33 tahun, pewaris tahta Inggris dan Diana, 20 tahun melangsungkan pernikahan di 1981 yang disebut Wedding of the Century.

Wedding of the Century menjadi julukan pernikahan fairytale Diana-Charles

Pernikahan Charles dan Diana disaksikan oleh 750 juta orang di seluruh dunia, angka yang besar di tahun 1981. Janji pernikahan juga diiringi beberapa error, termasuk Diana yang tidak menyertakan bagian “mematuhi” seperti dalam janji tradisional. Hal ini cukup membuat sensasi. Tak lama setelah pernikahan, Kerajaan Inggris menemui pewaris tahta berikutnya, William pada 1982 dan Harry dua tahun kemudian.

Sebagai Princess of Wales, Diana menemukan panggilan hatinya sebagai aktivis kemanusiaan, juga membuat royalti Inggris lebih manusiawi. William dan Harry lebih banyak menghabiskan waktu dengan Diana, mengunjungi orang-orang yang kurang beruntung, mengikuti kunjungan kenegaraan ke Commonwealth atau negara dunia ketiga, atau sekedar berlibur ke Disneyland bersama.

Jika hubungan Diana dan putranya penuh cinta, lain cerita dengan hubungannya dengan Charles. Perbedaan usia 13 tahun sampai popularitas Diana yang jauh lebih besar dari suaminya, serta affair diantara keduanya membuat fairytale wedding mereka jauh dari kata happily ever after. Charles dengan Camilla Parker Bowles, sementara Diana dengan James Hewitt, membuat pasangan royal ini berpisah pada 1992 dan resmi bercerai pada 1996.

Kisah sedih Diana justru membuatnya semakin populer. Sebelum bercerai, Diana sudah menyita perhatian dunia dengan bersalaman dengan penderita AIDS, menghapus stereotipe yang beredar bahwa AIDS menular melalui sentuhan. Gesture yang membuatnya dikenal sebagai aktivis kemanusiaan sejati. Selain itu di saat-saat perpisahannya dengan Charles, Diana mengunjungi daerah ranjau darat dengan pakaian pelindung, salah satu fotonya yang memiliki pesan paling kuat.

This slideshow requires JavaScript.

Meski gagal dalam pernikahannya dengan Charles, Diana bukan berarti memiliki kehidupan yang hampa seperti yang digambarkan fotonya yang sendirian di Taj Mahal, monumen cinta paling terkenal di dunia. Affair Diana dengan kolonel James Hewitt terjadi setelah Harry lahir, saat “pernikahannya dengan Charles sudah tidak tertolong”

Setelah dengan Hewitt dan perceraiannya dari Charles, Diana berpasangan dengan dokter bedah keturunan Pakistan, Hasnat Khan. Mr. Wonderful, begitu Diana menyebut Khan, menjalin hubungan selama dua tahun sebelum berpisah. Sebagaian karena Khan adalah orang yang menjunjung privasi, sementara posisi Diana sebagai People’s Princess jelas tidak memberi ruang untuk itu.

Cinta terakhir Diana adalah Dodi Al-Fayed, putra dari pemilik jaringan supermarket Harrods dan Hotel Ritz Paris -yang tragisnya, adalah tempat terakhir Diana sebelum kecelakaan- Mohammed Al-Fayed. Dalam tahun terakhir hidupnya, Diana dan Dodi dirumorkan akan segera membawa hubungan ke jenjang selanjutnya, tapi suatu hari di Paris mengakhiri itu semua.

Kecelakaan itu membawa teori konspirasi yang beredar luas. Termasuk bahwa M16 ada dibaliknya. Beberapa mengatakan bahwa Diana, masih bagian dari royalti Protestan terbesar dan ibu dari pewaris tahta Inggris, berencana menikah dengan seorang Muslim menjadi tidak bisa diterima. At this point, it’s not a matter of religionism, it was political, I assure you. So be smart, folks.

Bagaimanapun, kecelakaan itu langsung menjadi headline di seluruh dunia. Apalagi di tahun itu, era portal online mulai berkembang, dan BBC salah satu yang menyebarkan berita itu lewat internet. Kecelakaan terjadi di hari minggu, dan Pangeran Charles memberitahu William dan Harry tentang ibu mereka sebelum pergi ke Gereja.

Meninggalnya Diana menjadi pukulan telak bagi pendukungnya, dan bagi kerajaan Inggris, popularitas yang tenggelam oleh ex-anggota keluarga kerajaan menjadi saksi atas bagaimana Diana lebih dicintai. Pemakaman Diana di Westminster Abbey pada 6 September disaksikan separuh warga dunia, dan Kensington Palace dipenuhi bunga sampai beberapa bulan berikutnya.

Diana selalu dipandang sebagai icon, dan kematian seorang icon selalu menjadi perhatian lebih. Beberapa orang mengatakan kematian mendadak Diana yang diperhatikan dalam skala besar terlalu berlebihan. Kehidupan Diana yang seperti ada di pihak yang kalah, ditambah kemampuannya merangkul orang banyak, membuatnya ada di pihak rakyat Inggris dan juga dunia.

Dari semua yang Diana lakukan, sikap dan kehidupannya, dipandang sebagai contoh perubahan stigma royalti yang tidak dekat dengan rakyat, sesuatu yang sekarang dilanjutkan oleh William dan Harry. You can’t buy what Diana have had and did. 

Tapi Diana juga bukan tanpa cela, sebagai manusia biasa dia juga berbuat kesalahan. Satu contohnya adalah affair, meski bisa saja ada pembelaan atas sikap Charles, tapi tetap tidaklah sempurna. Yah, bisa dijadikan pengingat bahwa Diana hanyalah manusia, yang dengan semua yang dia lakukan, telah meninggalkan legacy bahkan sampai hari ini.

---

Nah, kenapa aku menulis artikel tentang Diana? Well, lebih sebagai tribute, karena beberapa hari lagi adalah 20 tahun meninggalnya salah satu orang paling berpengaruh abad lalu, and because my late mother was her big fans. I’ve grown up told about Diana. All the time. Sampai sekarang pun aku masih punya majalah yang berisi artikel kematian Diana dari 20 tahun lalu.

Untukku sendiri, Diana memiliki arti sebagai simbol dari filantropis sejati. Bahkan jika sisi paling harsh dariku dikeluarkan, tetap saja sulit menemukan sisi negatif dari Diana. Mudah untuk dibuat kagum, sulit untuk dibuat benci. Sosok seperti ini sudah jarang sekali kita jumpai dewasa ini.

Katakan saja Diana masih hidup, bukan hanya wajah Inggris saja yang akan berubah tapi juga dunia. Meski alternate universe bisa jadi baik ataupun buruk. Jika melihat keadaan sekarang ini, saat hate speech dimana-mana, sosok seperti Diana sangat dibutuhkan.

Apa yang kumaksud dengan hate speech? Konteksnya tidak hanya satu belakangan ini, bukan sekedar ngidol, bukan sekedar regionalisme, mungkin malah global. Banyak. Yah, mungkin aku lebih ingin berbagi kisah inspirasional Diana daripada mengurusi urusan bodoh seperti yang sering terjadi belakangan ini. Was this truly the death of Diana?

 It’s just f*ckingly annoying, that brainless, selfish good for nothing people still exist. Well, this equally made me as bad though, if not worse. Guess we need some different perspectives for each matters. 

Wanna share some thoughts?

All images used is credited to it’s respective owners