Sakamichi Review : Namiuchigiwa wo Hashiranai ka

MV terakhir dari Kaze ni Fukaretemo akhirnya rilis pada 21 Oktober. Unit MARRY kembali muncul setelah terakhir lewat Wareta Smartphone di awal tahun. Sepertinya tahun ini memang ditargetkan menjadi tahunnya MARRY, dan harus kukatakan cukup berhasil.

Satu official model, satu ditambah PB, satu mulai mendirikan dinasti, dan yang dua menjadi pemimpin -de jure- Keyaki. Well, sayangnya, it didn’t goes as planned. Maksudku tidak berlaku baik untuk semua member, tambah lagi, MARRY tidak sepopuler Yuichanzou dari musik maupun image.

Tapi ini pembahasan untuk lain kali, sekarang, langsung saja kureview tentang MV-nya. Namiuchigiwa wo Hashiranai ka, check this out.

---

Opening scene di laut, yang entah mataku yang blur atau kenapa tapi aku melihat warna pink disini. Lalu beralih ke sudut pandang bird eye untuk member yang membentuk formasi melingkari dedaunan yang dibentuk bunga. Lalu aku tidak bisa tidak tertawa melihat Mona yang kembali hiperaktif di dance scene pertama.

Mereka menyisipkan sesuatu berkonsep instagramable disini. Dari Yuuka yang berbaring diatas kuda, MonaRisa yang duduk dalam daun hati, dan Pechan-Aka yang digambarkan sebagai twin angel. Sederhana, tapi menarik. Space putih di MV membuat kita fokus pada square, yang sekali lagi, instagramable.

Scene Pechan dan Mona yang duduk di tangga dan membuat hujan daun pada Risa mengingatkan pada sebuah kisah fairytale, hanya saja aku lupa apa tepatnya. Kemudian kembali lagi pada bagian instagram, Pechan dan Mona yang seolah kissing ditutupi daun mapel. It reminds me of 2005.

Saat scene 2Watanabe saling menggigit ujung daun, ini semakin mengingatkan akan hal itu. Kemudian salah satu scene yang paling kusukai di MV ini; MonAka di bathtub. Sebagai shipper untuk couple ini, scene langka seperti ini adalah hiburan tersendiri. Lalu beralih ke bagian paling kreatif dari MV ini.

Scene yang mirip video yang sering kita lihat di SNS dimana Mona dan Risa saling merekam satu sama lain dengan membuat daun menjadi seolah gaun. Bagiku, memasukkan scene yang mungkin familiar seperti ini adalah ide yang menarik. Being professional and personal both, nice touch.

Salah satu scene yang aku tidak terlalu paham adalah saat member seperti bermain menyampaikan pesan. Aka membentuk “anjing” dengan jarinya, lalu Mona meneruskannya ke Yuuka, dan kemudian Yuuka malah menyampaikan pose V pada Risa. Lalu Pechan pun membentuk huruf V. Apa arti dibalik ini?

Setelah itu seluruh daun di rumah mereka tertiup angin yang sekaligus menghapus semuanya, termasuk simbol sayap, hati, dan kuda yang terhapus, juga bunga yang dipakai saat opening. Dan kemudian, secara mendadak, scene berpindah ke pantai, mau tak mau aku jadi menggigil sendiri. Masuk ke laut di musim gugur? It’s gonna cold af.

Pemotongan yang dilakukan secara kasar ini menurutku agak aneh. Tidak hanya kasar dari editing, tapi juga dari konsep. Dari rumah a la fairytale yang terang ke pantai yang suram? Apa ini artinya ada waktu yang diloncati? Karena dari segi penampilan pun mereka berbeda dengan awal.

Mungkin apa yang ingin disampaikan adalah tidak bisa untuk selamanya hidup dalam impian, realita lebih, well, realistis. Di awal sampai pertengahan MV mereka digambarkan sebagai teenage/early 20’s, tapi di scene pantai lebih seperti mid-to-early 30’s. Well, otona-lah kata yang lebih tepat.

---

Dance yang ditampilkan disini simpel. Really simple. Bahkan jika kubandingkan dengan Wareta, Namiuchigiwa ini tampaknya lebih simpel. Dan setelah tiga MV di 5th single ini, aku bisa mengatakan dance untuk lagu ini really not my cup of tea. Aku sebenarnya ingin menulis lebih jauh, tapi, urgh…

Beralih ke screentime. Khas unit, maka untuk hal ini sama sekali bukan masalah. Jelas kalau Namiuchigiwa adalah MV terbaik untuk urusan distribusi screentime. Jelas, hanya 5 member, kalau bisa dibilang, ini sampai tumpah-tumpah. Sampai bisa memunculkan tema yang cukup sensitif.

Secara keseluruhan, MV ini berat di tema yuri. Aku sebenarnya ingin mengangkat artikel tentang ini tapi waktunya selalu terhalang. Jadi akan kubahas yang ada di MV ini saja. Well, diatas aku sudah menulis kalau ini mengingatkanku akan 2005, dan apa yang kumaksud, ini adalah tahun dimana Canada melegalkan same-sex marriage.

Singkatnya, sejak 2005, Canada menjadi negara terdepan untuk urusan ini, termasuk LGBT rights. Nah, kenapa Canada? Jawabannya tentu di scene Pechan dan Mona. Dan sejak tahun 2005, banyak yang berubah sejak hukum ditetapkan, bahkan dikatakan sedikit banyak menjadi over di tahun-tahun terakhir.

Nah, karena aku tidak sedang ingin membahas ini lebih jauh, apa yang ingin kukatakan MARRY mungkin hanya ingin menampilkan sisi lain dari yuri. Sesuatu yang masih ditekan di Jepang, against all odds. Dan sejujurnya, tahun depan, ada kemungkinan besar Jepang akan mengikuti jejak Taiwan sebelum 2020. This is for next time.

Aku sendiri tidak akan mendefinisikan diri sebagai homophobic atau mendukung Pride.  Dengan image Keyaki sebagai rebels, ini juga bentuk rebellion dari sudut lain. Still, take it this far is quite…serious. Kembali ke review MV, mengesampingkan tema, ini adalah MV yang cantik, meski tidak memberi impact yang tepat.

---

Overall, pendapat finalku untuk MV ini adalah, mungkin MARRY memang ditujukan untuk segmentasi tertentu saja, bukan selera tiap orang di fandom. Tema yang sendirinya sensitif pun tidak membantu. Dan MV kali ini bahkan menurutku lebih “kena” bagi fans Keyaki di Jepang yang juga banyak dari segi gadis sekolah.

Apa yang “kena” itu, silakan artikan sendiri.

All images used is credited to it’s respective owners