The Chrysantemum Princess

Seperti yang kalian tahu, Jepang adalah salah satu monarki tertua di dunia, dan satu-satunya monarki di dunia dimana status kekaisaran masih digunakan. Dan hal ini tidak akan pernah luntur, mengingat Chrysantemum Throne, atau koi, memiliki kedudukan yang kuat seperti monarki Inggris Raya di barat.

Sejarahnya, koi sudah ada sejak 660 SM oleh Kaisar Jimmu. Kaisar sekarang, Akihito adalah urutan ke-125 dalam tahta Jepang. Posisi Kaisar yang dipegangnya sejak 1989 kemungkinan akan berganti pada 2019 mendatang, karena pada 2017 ini Akihito mempertimbangkan untuk turun tahta pada 2018, mengakhiri era Heisei.

Turun tahtanya Akihito akan menandai era baru dalam koi. 30 April 2019, itulah tanggal yang ditetapkan akan menjadi hari dimana Putra Mahkota Naruhito, Hiro-no-miya menduduki jabatan sebagai urutan ke-126. Sejak Restorasi Meiji pada 1868, hanya ada 4 Kaisar sampai saat ini. Penasbihan Naruhito akan menjadi simbolis bagi masa lalu dan masa depan Jepang.

Tapi bukan hanya itu yang terjadi di lingkungan keluarga monarki. Berita mundurnya Akihito dan baru-baru ini, pertunangan Putri Mako yang otomatis menurunkan statusnya sebagai non-royalti kembali memunculkan perdebatan atas sedikitnya male heir dalam keluarga royalti.

Sekarang keluarga royalti Jepang hanya berjumlah 19 orang dan 14 diantaranya perempuan. Anggota laki-laki hanyalah Kaisar, Putra Mahkota, Pangeran Akishino dan putranya Pangeran Hisahito, serta adik Kaisar, Pangeran Masahito. Banyak pengamat yang mengatakan krisis ini berbahaya jika tidak diantisipasi.

Hukum yang melarang keturunan laki-laki dari Putri untuk masuk dalam urutan pewaris tahta, serta status royalti mereka yang dihapus saat menikah juga tidak membantu. 4 pewaris tahta memang bukan jumlah sedikit, tapi keadaan sosial yang berubah dengan cepat membuat desakan agar hukum direvisi menyeruak.

Untuk sekarang ini, satu-satunya keturunan dari Putra Mahkota Naruhito adalah perempuan, yang jika mengacu pada konstitusi, tidak berhak atas tahta di urutan selanjutnya. Sistem konstitusional Jepang lebih tidak liberal pada perempuan dibanding negara-negara Eropa.

Aiko, bergelar Toshi-no-miya atau Princess Toshi, adalah satu-satunya anak dari Putra Mahkota Naruhito dan Putri Michiko. Lahir pada 2002, dan meski berstatus putri, Aiko saat ini berada di urutan kelima tahta, setelah ayahnya, pamannya Pangeran Akishino dan sepupunya Pangeran Hisahito, serta adik Kaisar sekarang, Pangeran Masahito.

Saat ini, bahkan di hari yang sama saat artikel ini rilis, Aiko berulang tahun ke-16. Karena Imperial Household Law yang membatasi hak dari keturunan Kaisar Taisho yang bergender wanita, Aiko tidak ada di urutan pewaris tahta koi. Namun semua bergantung akan apakah konstitusi akan berubah atau tidak.

Apalagi setelah lahirnya Pangeran Hisahito pada 2006, perhatian tertuju pada anggota termuda keluarga royalti. Shinzo Abe sendiri pernah menolak untuk memasukkan perubahan pada Imperial Household Law dalam agenda parlemen pada 2007, jadi kemungkinannya sangat kecil bagi Aiko untuk menjadi Kaisar di masa depan.

Sebagai putri, Aiko sendiri tidak mengalami masa-masa yang selalu indah. Di tahun 2010, diketahui bahwa Aiko sering absen dari sekolah akibat bullyingHal ini menjadi headline media baik di dalam maupun luar negeri, membuka fakta tentang buruknya sistem edukasi di sekolah sang Putri.

Hal ini membuat media menyorot dengan intens. Putri Masako, ibu dari Aiko sampai menemaninya ke sekolah, media sampai menghitung seberapa lama Toshi-no-miya berada di sekolah. Namun setelah Kaisar memberi pandangannya, publik mulai melihat bahwa absennya Aiko dari sekolah membuat masalah bagi orang di sekelilingnya dan mengkritik keluarga Pangeran Naruhito.

Rumor tidak padam begitu saja, bahkan terkesan semakin membesar. Terutama tentang sosialisasi Aiko dan teman-teman sekolahnya, sampai pada musim gugur 2011, Aiko kembali bersekolah seperti biasa. Hal ini tentu memperkuat fakta tentang posisi wanita di struktur sosial Jepang. Aku yang ngopy goblok.

Di musim semi tahun ini, Aiko resmi menjadi murid SMU. Dalam yearbook, Aiko mengungkapkan pandangannya tentang perdamaian dunia, bahwa senjata nuklir tidak diperlukan. Sedikit yang bisa diketahui dari Aiko mengingat dia tidak banyak tampil dalam acara kerajaan, terkahir pada tahun lalu saat menghadiri hari libur Mountain Day pertama di Nagano.


Dalam 2600 tahun sejarah kekaisaran Jepang, hanya ada 8 tennō atau Kaisar wanita. Terakhir pada 1771, Toshiko, Kaisar Go-Sakuramachi, yang turun dari tahta untuk keponakannya Kaisar Go-Momozono. Mengingat hukum juga belum disahkan, kemungkinan Aiko menduduki tahta akan sangat kecil. Selain itu ada juga topik tentang suksesi wanita sebagai Kaisar di era modern.

Saat Kaisar Hirohito meninggal pada 1989 dan tahta diteruskan oleh Akihito, mourning period tidak begitu terasa di Jepang saat itu. Dalam keadaan stabil sebagai kekuatan ekonomi besar di dunia setelah perang, Akihito mewarisi Jepang sebagai negara besar. Kondisinya berbeda saat ini.

Naiknya dua negara tetangga Korsel dan China ke panggung dunia baik dalam ekonomi maupun kekuatan dan daya saing, keadaannya sama sekali berbeda dengan 1989. Jika Naruhito naik tahta, maka Pangeran Akishino kemungkinan besar akan menjadi komei, atau Putra Mahkota. Dari beberapa sumber, publik lebih favor pada laki-laki ketimbang Aiko.


Biasanya di bagian ini aku akan menempatkan tentang idol setelah intro, tapi kali ini sedikit berbeda. Tidak banyak tentang idol yang ingin kutulis, melainkan bagaimana pandangan Jepang tentang status wanita. Well, membahas ini memang bukan hal yang mudah, apalagi untukku yang tidak berpaspor Jepang.

Tapi kita tahu, as we love Japanese cult, status perempuan yang sedikit lebih rendah adalah rahasia umum. Itu pun kalau masih bisa dibilang rahasia. Yah, bahkan hal ini bisa dilihat dari banyak hal mulai dari variety hingga talk showIt’s everywhere. Aku yang cuma mengcopy artikel tidak akan tahu, karena otakku kecil.

Aku tidak akan menggolongkan diri sebagai feminis atau apapun, hanya merasa kalau woman rights di Jepang sedikit tertinggal bahkan dari Indonesia. Hal ini juga termasuk dalam pembahasan kenapa Aiko Toshinomiya mungkin tidak akan pernah menjadi Empress.

Yah, mungkin sedikit berlebihan, tapi bagiku, sama seperti artikel The Pride sebelumnya, hal ini menjadi sisi lain dari dunia yang unik. Bagiku, hukum yang melarang wanita untuk menduduki jabatan tinggi atau sekedar kehidupan yang sedikit berbeda bukanlah sesuatu yang tidak familiar, sering sekali kita lihat malah.

Yang paling mudah adalah saat melihat pria dan wanita in a certain age, jika mereka belum menikah maka akan dilihat sebagai anomali. Tapi wanita-lah yang akan dilihat lebih aneh jika masih single jika berusia sama dengan laki-laki yang juga belum menikah. Weird isn’t it?

Peran wanita di dunia modern sudah banyak berubah, mereka juga bisa menempati posisi yang sama dengan laki-laki. Sejarah pun mencatat wanita seperti Boudicca, Cleopatra VII, Elizabeth I, atau dari dalam negeri saja, Kartini menegaskan kalau wanita tidak ada di bawah.

Bagiku, emansipasi wanita, feminisme, atau apalah itu, seharusnya persamaan hak antar gender bukanlah sesuatu yang harus dipermasalahkan. Bullying seperti yang dialami Aiko rasanya wajar saja, tapi yang menjadi masalah adalah dikatakan yang melakukan bullying adalah laki-laki.

Memang untuk menjadi Kaisar, bahkan sekedar menjadi anggota keluarga kerajaan, tuntutannya besar. Putri Masako sendiri sempat tidak melakukan tugas kerajaan pada 2003 karena tekanan yang berlebih. Aiko pun demikian, meski masih terlalu cepat untuk mengatakan dia sanggup, pendapat publik yang disetir elit politik tidak akan banyak membantunya.

Girl’s on top, berlebihan? Tidak juga karena aku sendiri bukan tipe orang yang mempermasalahkan gender, kecuali untuk hal kecil seperti pride atau gengsi doong versi kecil.

At last, aku ingin mengatakan kalau artikel kali ini sedikit membuatku refleksi. Kadang kita menuntut terlalu banyak dari idol terutama dari penampilan. Meski harus kuakui aku tidak se-harsh dulu saat lebih sering main di fandom negeri tetangga, kita mungkin menginginkan yang terbaik dari idol kita, tapi dengan cara yang mungkin keliru.

Bagaimana dengan kalian, tentang topik suksesi tahta Jepang ini, dan lebih utama, tentang posisi wanita yang terkesan berada di bawah pria dalam dunia dewasa ini? Share your thoughts.

All images and videos used is credited to it’s respective owners

60 Comments

  1. Ane cuma nemu satu. 😀

    Karena pemahaman ane soal budaya Jepang tentang hak pria dan wanita ini minim, maka ane ga tau mau bicara apa soal ini. Tapi, kalo di Indonesia, ada yg menarik tentang ini yg ane tangkep. 😀
    Soal emansipasi yg ada saat ini, sempet bikin ane agak nyengir. Wanita menuntut adanya persamaan hak, yg kadang berlebihan. Bahkan, mereka menggunakan ide emansipasi ini, untuk menekan pria. Nggak tau, mungkin ini balas dendam atau apa. Tapi, ide soal emansipasi, kalo ane liat udah salah kaprah, sekarang ini. Mungkin, persamaan hak seperti ini, bisa berjalan baik pada jaman Kartini, dimana wanita memang benar2 berada diposisi bawah dan kondisi yg tidak menguntungkan, karena keterbatasan kemampuan mereka. Tapi, dijaman serba gampang, dimana wanita dan pria mempunyai kesempatan yg sama untuk mendapatkan ilmu dan menerapkannya, ide emansipasi Kartini, sebenernya ga relevan lagi. Memang ada sebagian kecil banget, perusahaan atau organisasi yg masih menerapkan konsep missionary position, tapi sekarang lebih banyak yg ga begitu. Bahkan, wanita posisinya agak lebih unggul, karena penggunan ide emansipasi Kartini yg salah tadi. Jadi, kalo dibilang saat ini, posisi wanita masih dibawah pria, kayaknya ga begitu lagi.

    Soal emansipasi salah kaprah, ane punya contoh gampang. Kalo genteng bocor, yg naik ke genteng dan benerin pasti cowok, ga mungkin cewek. Kalo cewek disuruh, alasannya, “Aku kan cewek!” Katanya pengen punya hak yg sama, tapi kewajiban ga mau sama. 😀 Lucunya, karena ane penikmat komedi dan variety Jepang, bisa dibilang, Jepang lebih adil dalam show kayak gini, antara pria dan wanita. Di acara Indonesia, cewek bisa dengan mudah lolos dari hukuman dengan manja2in bintang tamu atau mc cowok. Tapi, diacara Jepang, ga begitu, kan? 😀

    Mungkin, yg membuat wanita terlihat terus tertekan dan berada dibawah pria adalah kodrat mereka sebagai makhluk hidup. Kalo soal ini, senjata emansipasi sekalipun, ga akan bisa mengubahnya. Secara struktur fisik, pria dan wanita berbeda. Pria punya lebih banyak red muscle dan wanita lebih banyak white muscle. Dan, kadang hal inilah yg digunakan banyak orang untuk menonjolkan adanya masalah menekan dan ditekan tadi, padahal hal ini adalah hal alami dan udah jadi ketentuan dan keadilan Tuhan. 😀

    Soal idol, ane bingung gimana hubungannya. Jadi, ini ane lewat deh. Soal menuntut penampilan terbaik, karen ane ga begitu, ane ga tau harus komen kayak gimana. Bagi ane, selama masih bisa liat bidadari ane, entah mereka tampil jelek atau bagus, ane udah puas. Thanks to my delutional mind mode. 😀
    Tapi, ada yg menarik dari diskusi s48 soal fansnya keya. Mungkin mimin udah baca juga. Banyak yg menganggap fans keya saat ini udah kayak worshipper. Keya seperti grup yg ga pernah salah. Apa mungkin karena keya masih baru, jadi begitu? 😀

    Like

    1. Emansipasi salah kaprah, kalau ini sih tergantung individunya kali ya… 😀
      Soal relevan gak relevan sama dunia modern, hmmm, ane rasa masih relevan kok, apalagi yang di pelosok.

      Kalau bahas soal variety Jepang, well, you know what I mean, bukan dari segi hukuman atau apanya. Yang “itu” tuh 😀

      Ane bukan mau bahas dari psikis loh, karena soal ini bakal panjang kalau harus dijabarin, cuma niat bahas dari segi kesempatan, dan ini gak selalu emansipasi 😀

      Worshipper untuk Keyaki? No surprise sih, karena jalan mereka masih nanjak sampe sekarang, begitu ketemu turunan, worshipper bakal berubah jadi asshole 😀

      Like

    2. Kan ane udah sebutin, sebagian kecil ada perusahaan atau organisasi ada yg gitu. Tapi, sebagian besar ga lagi.
      Tapi, kalo di Jepang atau Nogi tepatnya, bisa dilihat dari keluarganya Sayunyan. Di Koujichuu, dia pernah cerita soal hierarki keluarganya, dimana posisi dia ada di paling bawah dengan bapaknya di posisi paling atas. Dan, itu dianggap normal. Mungkin, gitu kali kondisi emansipasi wanita di Jepang saat ini.

      Maksudnya “itu”? 😕

      Bukan psikis, tapi fisiknya berbeda, karena mereka diciptain untuk hal yg beda pula. Saling mengisi gitu. Chikuwa dan dorayaki kan emang beda. 😀

      Tapi menarik loh, baca komen2 mereka di s48. Mengingatkan ane dengan masa2 saat ane hardcore HKT. 😀
      Tapi ane kok ngerasa Keya, semakin kesini semakin kayak 48 atau bahkan sinetron, ya? Terlalu banyak gimmick. Sosok pria kalem macam ane jadi agak gimana gitu. 😀

      Like

    3. Nah itu dia 😀

      Ya, masa harus dijelasin panjang lebar sih 😀

      Kalau yang dari bawaan orok sih, susah 😀

      Ane biasanya baca satu pages, terus tutup. Males baca panjang2, terlalu banyak clash 😀

      Like

  2. Gak terlalu kelihatan tpi gaya bahasa masih terasa 🙂

    Emansipasi wanita ya, setuja klo gk ada “kedudukan” berbeda berdasarkan genre.
    Cuma, ane juga setuja sama komen si agan Mas diatas, “emansipasi wanita” terkadang disalh gunakan juga 😀
    Emansipasi wanita itu utk mensejajarkan kedudukkan wanita setara sebagaimana laki-laki, tanpa mnghilangkan kodrat/fitrah sbg wanita. Jadi wanita berkarir boleh, tpi ketika dia telah berkeluarga, gk boleh juga mlupakan tugasnya sbg seorng ibu bgi anak2nya.

    Ah jam sgini ane disuruh komen soal hal serius pula, berasap kepala ane 😀

    Like

    1. Nah itu yang mau ane bahas, “kedudukan” sama “kesempatan” bukan “yang disalahgunakan” 😀

      Di zaman sekarang, bapak rumah tangga bukan hal aneh loh, gimana kalau itu? 😀

      Keberatan ya pak? Besok kuat gak nih soal Produce 48? 😀

      Like

    2. Yg ane liat sih dalm bbrp kasusu disaha gunakan 😀

      Fenomena itu ditanggapi dari “fenomena zaman sekrng” atau “kodrat”nya, klo diliat dri sudut “fenomena zaman skrng” sih iya, klo dari “kodrat”nya tetep urusan rumah itu lbih mjd tanggung jawab para ibu, tulang punggung perekonomian ya sang ayah, tpi klo dari ane msih boleh lah kasih kelonggran dlm bbrp kasus misal pndaptan sang ayah dianggap blum mencukupi utk mmnuhi kbutuhan rumah ok lah sang ibu bekerja tp tetep tanggung jwb rumah tangga dan anak jgn diabaikan, itulah yg anak tangkap dari nasehat mamah dedeh 🙂

      Klo soal produce mungkin ane gk bnyak berkomentar (slma ini juga gtu pun), ane cuma pngen tau sjrah n detil tuh acara(?) ja

      Like

    3. Kalau itu sih karena suudzon 😀

      Fenomena zaman now gak segampang itu loh. Ane gak sekali dua kali liat contoh yang 100% kebalik sekarang.
      “anak” ini maksudnya ente? 😀

      Duh 😀

      Like

    4. Kyk ente dong 😀

      Ya, makany ane bilang dalam bbrp kasus oklah tpi tetep jgn lupa sma kodrat, emansipasikan intinya menyamakan kedudukan bukan membalikkan kedudukan.
      *komen apa sih ane ini 😀

      Knp “duh”, baru liat isi dompet? 😀

      Like

    5. Berarti ente juga kaum suudzon 😀

      Gimana dengan kesempatan?

      Banyak minta tapi entar komennya paling “oh~ gitu doang” 😀

      Like

    6. Nah kan, dah sama kyk kembaran si ninja mesum yg berusaha mnyamakan dirinya dgn orng laen 😀

      Ksempatan? misal utk berkarir? Gk msalah, tpi tetek jgn lupa kodrat, zaman skrng kan yg ada si ibu sibuk berkarir, urusan anak dikasih ke neneknya atau enggak baby sitternya, nah itu yg dah salah kaprah. Ksemptan jgn mlupakan kodrat.
      *ane srasa orng pling bner aja ya 😀

      Duh, dah kebaca ya taktik ane? 😀

      Like

    7. Kembaran si ninja mesum ini sosoknya misterius banget, bentar lagi dateng kalau dipanggil pake sesajen 😀

      Kadal, typo diliat2 dulu dong 😀
      Kalau itu bukan ada, tapi udah umum.

      Taktik zaman old kaya yang komen 😀

      Like

    8. Coba diumpan pake 5 diamond 😀

      Allahmak, fatal sekali typo ane x ini, sampe ngakak ane bacanya 😀 😀 😀
      Nah makanya, emansipasi skrng kyk dah salah kaprah

      Blum sempet ke postingan itu, fokus ke girls dulu 😀
      Bsk kyknya baru ane buka postingannya 🙂

      Like

    9. Diamond ente? 😀

      Ckckck 😀
      Tergantung individu 😀

      girls? Garuru?
      Kemarin minta2 eh malah gak dibuka, kan kadal 😀

      Like

    10. Ogah, mau ngorbanin 1 diamond aja ane kembali mngenang masa2 sulit meraih full combo n pnantian pnjang buat dpetin diamond 😀

      Nah skrng kyknya kbnyakan individu yg slah kaprah 😀

      Iya
      Sori2, semua kgiatan tertunda gra tuh event, bpk kos tukang sub aja yg biasanya cuma sehari 2 hari ngerjain sub nogiroom ja ampe skrng blum rilis2 😀

      Like

    11. Seharusnya ente paham dgn perasaan itu 😀

      Tulah, anak zaman now menanggapi fenomena manusia zaman now 😀

      Bener dugaan ane, telat gra2 Nogifes 😀

      Like

    12. UDah lewat hilang banyak diamond, ane udah lepas harapan buat draw 10 kartu sekaligus 😀

      Gak ngacaan ya 😀

      Mengejar perasaan semu katanya 😀

      Like

    13. Berarti ane lebih kaya dari ente, diamong ane skrng 221 😎

      Ya ngacaan, makanya ane bilang anak zaman now (ane) bla bla bla 😀

      Mngejar kekayaan semu 😀

      Like

    14. Lgi nunggu momen yg tepat n moga gk sia2 nanti hasilnya 😀

      Syirik aj ente sama en 😀

      😎

      Like

    15. Btuh mental yg kuat buat ngeliat jumlah diamond yg terdiri dari 3 digit angka menjadi 1 dgit angka, 😀

      Like

    16. Sangkin terguncangnya mental ane, gk kpikiran buat nge-SS
      Kanarin, Kapten, Rentan, Hazuki, Renachi ntah sapa lagi, lupa ane

      Like

    17. Ntah knp pas ane nulis komen ane sebelumnya ane yakin ente bakal balas komen yg ada kalimat “mantan”, dan benar saja 🙂

      Like

  3. Hohoho 🙂

    Ternyata di Jepang cewek masih diskriminasi ya, kirain udah setara. Tapi kalo cewek jadi Kaisar sih emang gak cocok 😀

    Sekian… 🙂

    Like

    1. Kalo cuma sebatas ‘prasangka’ berarti gak masalah, yang penting kenyataannya cewek tetap dihormati, kalo gak salah ada undang-undang perlindungan cewek juga ya.

      Iya nih, daya pikirku emang sebatas anak-anak! 😆

      Like

    2. Ane kurang tahu sih apa di Jepang ada UU perlindungan perempuan sih. Soalnya ya gitu, liat dari variety atau video yang ngebahas soal posisi perempuan disono…

      Lah malah ngambek 😀

      Like

  4. hmmm
    emansipasi wanita, kesetaraan gender.. ampe dunia ini kiamat itu cmn tulisan diatas kertas, mimpi di siang bolong, dan legenda yg diceritakan…

    kesetaraan gender engga bakal pernah terjadi. faktanya ?? lihat sekitar.,,, baca artikel di atas wkwkw
    so why?? lalu yg harus kita lakukan apa..

    kesetaraan gender itu emng engga perna ada, yang ada itu cowok” yang sadar bahwa kadang lebih baik cewek yang mengambil alih hal” tertentu, karena memang mereka lbh baik dan lebih pantas akan hal” tersebut, lupakan gengsi berfikir secara logis, PURE LOGIC , not ego.
    thats it, thats all

    Like

    1. Kesetaraan gender emang susah, tapi kesempatan yang sama? Enggak mustahil kalau buat ane, asal ada kesempatan.

      Sekali lagi, psikis, sama stereotipe, ini bukan hal yang pengen ane bahas dari awal, tapi kesempatan. 😀

      Like

    2. I see,

      tapi di zaman modern gini. beberapa negara besar sudah membuka kesempatan yg engga main” untuk cwe dalam mengambil bagian dalam hal apapun,,, sayang jepang masih belum,, mungkin karena kekaisaran / kerajaan ini yg sistem nya kyk bgtu…

      **
      pdahal udh bnyk cwe yang menjabat CEO dari perusahaan, tapi yaaa itu di barat sana sih -_-

      Like

    3. BUkan sistem pemerintahan juga kalau buat ane, toh royalti sekarang juga lebih kurang sekedar status symbol, pemersatu rakyat bukan langsung punya pengaruh ku publik. Yah, mereka gak bisa bikin UU seenak mereka, hak-nya gak sampe sana.

      Lebih ke pandangan yang lebih tradisional soal posisi gender sih kalau Jepang.

      Like

  5. Wanita dijajah pria sejak dulu kala….. 😀
    Jujur ane trmasuk org yg krg setuju soal emansipasi ato apalah namanya. Di agama ane udah djlasin scra detil peran masing2 kok msih aja mau ngrampas yg lainnya, maruk itu nmanya. Namanya jg wanita y emg slalu bnar dan egois 😀
    Intinya wanita mau ambil enaknya aja 😀
    Skrg mau punya anak tnpa mau hbungan badan aja bisa.
    Dan yah ane blom pernah denger gembar gembor soal emansipasi di jepang. Ane yg trpenting adalah hormati dan jalani peran masing2 aja, ane orangnya nerimo kok 😀

    Like

    1. Wah lagunya… 😀

      Kalau ngerampas, well, buat ane bukan kata yang pas sih. Karena yah tau aja, sekarang ini mixed, wanita di kantor, pria di rumah bukan hal aneh. Kesempatannya itu yang jadi pemikiran ane. Psikis? Hmmm, nggak juga kayanya.

      Gembar gembor soal emansipasi wanita di Jepang ya cuma rame pas ada topik kemungkinan suksesi Aiko jadi Kaisar doang, pas Shinzo Abe bilang kalau kemungkinan topik itu gak akan naik ke parlemen, ya padam lagi.

      Like

  6. Huua… Serious kali ini artikel 😀
    Tp menurut perinsip ane ketika seorang laki2 yg benar2 mengerti tanggung jawabnya sebagai laki2 maka Hal ini tidak akan terjadi cma yg terjadi banyak juga laki2 yg tidak mengerti tentang tanggung jawabnya sebagai laki2, laki2 dan wanita diciptakan untuk saling melengkapi bukan untuk memaksa untuk berubah agar sesuai dgn keinginan salah satu pihak.
    Sejak sebelum restorasi meiji wanita jepang dianggap lebih rendah dr laki2 iadi perlu beberapa generasi untuk merubahnya. Yang unik di jepang adalah geisha mereka lebih tinggi drajatnya dibandingkan seorang samurai kelas rendah ini dikarnakan tempat2 hiburan (geisha) sering dijadikan tempat berkumpulnya para daimyo atau keluarga samurai yg dekat dgn shogun. Dan para geisha ini sering dimintakan pendapat dan sebagai sumber informasi.
    Akan sedikit susah putri Aiko untuk menjadi kaisar tp siapa yang tahu, bahkan sebagian wanita jepang nya sendiri pun mengakui hak mereka lebih rendah. Ini juga terjadi di sektor pertanian di jepang untuk melanjutkan usaha dan menjaga tanah pertanian mereka walaupun laki2 tersebut bukan dari keluarga mereka yg artinya mereka menikahkan anak perempuan mereka dgn anak kedua atau dr keluarga yg bukan dari keluarga petani.
    Adalah hal yg wajar jika kita menuntut idola kita berpenampilan yg baik asalkan kita bisa mensupport mereka juga.

    Like

    1. Perasaan enggak juga sih 😀

      Tapi di dunia modern, berapa banyak wanita yang ngejar karir, dan itu dianggap anomali? Dan percintaan gak dihitung? Stereotipe kan? Kenapa bisa, nah itu yang pengen ane bahas 😀

      Umumnya wanita jepang emang tipe ideal, buat mereka yang gak ngejar karir. Pendidikan mereka soal peran di rumah tangga harus diakui lebih tinggi dibanding Indonesia -well ini dari pengalaman juga- dan buat ane, kadang liat idol yang gak sesuai karakteristik itu kaya gimana gitu, tapi ane inget, di dunia modern ini semuanya tergantung sama stereotipe, jadi yah…. gitu deh 😀

      Like

    2. Wanita karir dianggap anomali? Saya rasa tidak lagi tp perlakuan tidak adil msh banyak, masalah percintaan ada kategori punya pasangan tp tidak ingin menikah, tidak memilki pasangan karna menganggap cinta menggangu karirnya, ok kita ambil positifnya saja sebab yg negatif tidak disebutkan akan muncul sendiri. Positifnya jika mereka menikah maka akan lebih banyak keburukan dibanding kebaikannya toh tidak semuanya wanita berpikiran begitu.
      Kalau masalah pandangan orang banyak yah selama hal tersebut lebih banyak kebaikannya dibanding keburukannya it’s ok.
      Wanita jepang ideal? Hmm Hal itu tidak berlaku bagi sebagian orang eropa dan amerika, for family man it’s ok but in bed after married Naah that’s what My workmate say not me 😀

      Like

    3. Pandangan dari orang lain yang bikin begitu. Ya, intinya sih terlalu kepo aja sama urusan orang lain. Poin2 yang agan sebutin itu juga jadi hal yang bikin banyak perempuan yang susah balance.

      Kalau in the bed sih ini urusan pribadi masing2 lah ya, soalnya udah jelas kalau in ‘n out itu beda dunia 😀

      Like

    4. Kita juga tidak bisa menyalahkan orang lain karna banyak hal yg mempengaruhi, ada 2 hal yg terbesar, bagi kaum laki2 adalah superiority complex “pride” (itu ada benarnya tp hanya dlm beberapa Hal) dan bagi kaum wanita adalah inferiority complex “iri hati” karna kesuksesan dan kebebasan dalam menentukan karir mereka.
      manusia membutuhkan support, jd dr mana datangnya support bisa dr keluarga, teman, lingkungan kerja dan spritual (agama) untuk menyeimbangkan hidup mrk toh dan wanita karir yg berkenginan menikah? Pilihlah yang benar karna berkeluarga adalah berbagi tanggung jawab, istri gak bisa jaga anak dan suami memiliki waktu luang, suami yg jaga begitu juga sebaliknya, kalo semuanya gak ada waktu titip ke rumah adeknya jadi lah rumah ane tmpt penitipan anak (curcol) 😀

      Like

    5. Complex inilah yang harus coba diminimalisir, tapi yah, susah. Alasannya udah agan jelasin. “Berkeluarga adalah tanggung jawab” ini poin yang sekarang mungkin banyak bergeser jadi “biar aman kalaupun ada gerebek pihak berwajib & gak wajib” 😀

      Like

  7. (setahu saya) Wanita jepang derajat’y sama atau lebih superior drpda laki2 di jepang,itu hanya ada di drama2 saja..kenyataan’y,seperti yg mimin utarakan di atas😀

    Like

    1. Haha..untung saya mh gak seperti itu,tp penyayang😎

      Menajajah pria mh gampang,dapetin hati’y pasti dgn mudah tuh pria dijajah..tp gak berlaku buat saya😀

      Like

    2. Ah dia lagi..sehebat apa sih dia naklukin mereka?😒

      Ini curhatan kenyataan,bkn delusi😀

      Like

Leave a reply to Kochan Cancel reply